Khutbah Jum'at (7 PERBUATAN YANG TAK PUTUS PAHALANYA)
Ponpes Sabilul Hasanah,( Palembang )
Khutbah Pertama
اَإِنّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ
.
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ
سُبْحَانَهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ .
Ma'asyiral
muslimin rahimakumullah,
Ketauhilah bahwa di antara nikmat Allah yang paling
besar yang Dia berikan kepada hamba-Nya yang beriman yaitu Dia persiapkan
pintu-pintu kebaikan yang banyak bagi hamba-Nya. Apabila seorang hamba
mengamalkannya, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala, baik ketika hidup di
dunia demikian juga tetap mengalir saat mereka telah tiada.
Para penghuni kubur tergadai di dalam makam mereka,
terputus dari amalan shaleh, dan menunggu hari hisab yang tidak diketahui
hasilnya. Dalam keadaan demikian ada orang-orang yang kebaikannya terus
bersambung dan ganjaran pahalanya terus berdatangan. Mereka berpindah dari
negeri amal (dunia), tapi balasan pahala tidak berhenti, derajat mereka terus
meninggi, pahala mereka terus berlipat, padahal mereka berada di kubur tidak
melakukan amal, hanya menunggu datangnya kiamat. Alangkah mulia dan alangkah
indahnya keadaan mereka, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan harta dunia.
Ma'asyiral
muslimin rahimakumullah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan
ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir ke kubur seseorang tatkala ia
telah meninggal. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnad-nya
dengan sanad hasan, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي
قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ،
أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ
تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk
seorang hamba setelah ia meninggal, padahal ia berada di dalam kuburnya: (1)
orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, (2) orang yang mengalirkan sungai
(yang terputus pen.) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma
(buah), (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mush-haf
Alquran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa
memohonkan ampun untuknya setelah ia wafat.”
Renungkanlah wahai saudara muslim keutamaan amalan
ini, dan hendaknya kita bersemangat menanam investasi pahala di dunia yang
Allah jadikan tempat ini sebagai negeri persiapan. Hendaknya kita
bersungguh-sungguh menyegerakannya sebelum amalan terputus dan sakitnya
kematian merenggut nyawa kita.
Mari kita kaji dan renungkan ketujuh hal di atas:
Pertama,
mengajarkan ilmu pengetahuan.
Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu yang bermanfaat
yang membuat seseorang mengetahui agamanya dan mengenal Rabbnya. Ilmu yang
mampu menunjuki seseorang ke jalan yang lurus. Ilmu yang mengenalkan seseorang
yang mana hidayah dan yang mana kesesatan. Ilmu yang mengajarkan mana yang haq
dan mana yang batil. Dan ilmu yang mengajarkan mana yang halal dan mana yang
haram.
Dari sini kita dapat mengetahui betapa mulianya
kedudukan seorang ulama yang memberi nasihat kepada umat dan mulianya kedudukan
seorang dai yang ikhlas. Ketika salah seorang dari mereka wafat, maka ilmu
mereka pun tetap kekal di tengah-tengah manusia sebagai warisan mulia. Tulisan
dan perkataan mereka tetap dapat dipetik manfaatnya. Oleh karena itulah, saat
jasad mereka tertanam di tanah pekuburan, pahala dan ganjaran mereka tetap
bermunculan. Ada sebuah kalimat yang menyatakan, “Saat ulama pergi, buku-buku
mereka tetap kekal abadi.” Apalagi di zaman sekarang ini, bahkan rekaman suara
seorang ulama yang berisi pelajaran ilmiyah, ceramah-ceramah, dan khutbah tetap
terjaga dan tetap bisa dinikmati oleh generasi-generasi di zaman berikutnya.
Dan orang-orang yang berperan serta menyebarkan tulisan-tulisan para ulama,
rekaman-rekaman pengajian mereka, bagi mereka juga pahala yang tidak sedikit,
insya Allah..
Kedua,
Mengalirkan sungai yang buntu.
Maksudnya adalah membuat aliran pada sungai yang
tertahan airnya, agar air tersebut bisa mengalir ke tempat-tempat pemukiman
orang lain dan kebun-kebun mereka. Sehingga orang lain bisa memanfaatkannya,
kebun-kebun terairi, dan para musafir pun bisa minum darinya. Betapa besarnya kebaikan
dari amalan yang mulia ini, memudahkan manusia memperoleh air yang merupakan
kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Serupa dengan hal ini
adalah membangun penampungan air di tempat-tempat yang dibutuhkan manusia.
Ketiga,
menggali sumur.
Berkaitan
dengan hal ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَا رَجُلٌ
بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ
، ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ،
فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي
كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَا خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى
الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه
وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ : فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ
رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Suatu ketika ada seorang laki-laki yang merasakan
kehausan yang sangat, lalu ia menjumpai sebuah sumur. Ia pun menuruninya, lalu
meminum airnya. Setelah itu ia naik lagi, namun ternyata ia melihat seekor anjing
yang menjulur-julurkan lidahnya memakan tanah yang lembab saking hausnya.
Laki-laki itu mengatakan, ‘Anjing ini merasa sangat kehausan sebagaimana rasa
hausku tadi’. Lalu ia kembali turun ke dalam sumur dan memenuhi sepatunya
dengan air. Setelah itu ia beri minum anjing tersebut. (Oleh karena
perbuatannya) Allah pun bersyukur kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan baik kita terhadap hewan mendapat
ganjaran pahala?” Rasulullah menjawab, “Pada setiap Ya, pada setiap nyawa itu
ada ganjaran pahala.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Jika
halnya demikian, bagaiaman pula dengan seseorang yang membuat sebuah sumur
menjadi penyebab adanya sumur tersebut, lalu sumur tersebut dimanfaatkan oleh
banyak orang?!
Keempat,
menanam pohon yang berbuah dan memberikan manfaat.
Menanam pohon yang berbuah dan memberikan manfaat
adalah ibadah yang sangat mulia. Sebab menanam pohon akan memberikan manfaat
untuk manusia, barangsiapa yang menanam pohon yang berbuah lalu membagikan
buahnya kepada kaum muslimin, maka pahalanya akan ia dapatkan dari setiap butir
kurma yang dimakan. Dan setiap orang ataupun hewan bisa memperoleh manfaat dari
buah pohon tersebut. Sama halnya dengan seseorang yang menanam suatu pohon yang
bermanfaat bagi orang lain, ia juga akan memperoleh pahala. Penyebutan kurma
dalam hadits ini dikarenakan keutamaan dan keistimewaan kurma yang tidak
dimiliki pohon-pohon lainnya.
Kelima,
membangun masjid.
Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah,
sebuah tempat yang Allah Jalla wa ‘Ala katakan disitu ditinggikan dan diingat
nama-Nya. Apabila sebuah masjid dibangun, maka otomatis disitu akan ditegakkan
shalat, ayat-ayat Alquran dibacakan, Allah Ta’ala diingat, ilmu agama
disebarkan, umat Islam berkumpul, dan maslahat-maslahat agung lainnya. Bagi
orang yang membangunnya, ia akan memperoleh pahala dari setiap aktivitas yang
dilakukan di masjid tersebut. Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا
لِلَّهِ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa
yang membangun sebuah masjid karena mengharap wajah Allah, maka Allah akan
bangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Keenam,
memberi atau mewariskan mush-haf Alquran.
Orang-orang yang mencetak Alquran lalu membagikan dan
menginfakkannya di masjid dan tempat-tempat belajar, sehingga umat Islam bisa
memperoleh manfaat, maka ia akan mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar
setiap kali orang-orang membacanya dan setiap kali orang-orang menadabburi
ayat-ayatnya serta mengamalkan isi kandungannya.
Ketujuh, mendidik anak dengan pendidikan yang baik dan bersemangat menumbuhkembangkan mereka dalam
ketakwaan dan kebaikan sehingga mereka menjadi anak-anak yang baik dan shaleh.
Anak-anak ini akan berdoa untuk kedua orang tuanya, memohonkan rahmat dan
ampunan untuk ibu dan ayahnya. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi seseorang
bagi seseorang yang telah meninggal dunia.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Ada hadits yang memiliki makna serupa dengan hadits
yang kita bahas pada saat ini. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ
الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ
وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ
مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا
أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ
يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
“Di antara amalan yang tetap mengalir bagi seorang
mukmin saat ia wafat: ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shaleh yang ia
tinggalkan, mush-haf yang ia bagi-bagikan, masjid yang ia bangun, atau sebuah
rumah yang ia bangun untuk para musafir, sungai yang ia alirkan, dan sedekah
yang ia dermakan pada saat ia sehat dan masih hidup namun masih bermanfaat
setelah wafatnya.”
Dalam
Shahih Muslim, Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثلاث
ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ
وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputus darinya
semua amalan kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak shaleh yang mendoakannya.”
Inilah
beberapa amalan yang penuh keberkahan, yang apabila seorang hamba
mengamalkannya di masa hidupnya pahalanya tetap akan ia dapatkan setelah ia
wafat.
Kita memohon kepada Allah al-Karim, melalui perantara
nama-nama-Nya Yang Maha Baik dan sifat-sifat-Nya Yang Maha Mulia agar memberi
kita taufik kepada semua kebaikan dan agar Dia memudahkan kita memasuki
pintu-pintu kebaikan tersebut, serta menunjuki kita jalan yang lurus.
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ
وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ
العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
.
Sumber: Kumpulan khutbah jum'at ponpes sabilul Hasanah.
0 Response to "Khutbah Jum'at (7 PERBUATAN YANG TAK PUTUS PAHALANYA)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)