KHUTBAH JUM'AT ( Hikmah Nuzulul Qur'an)
m_two
KHUTBAH PERTAMA
إنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ,اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ
وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. (امّا بعـد) . أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ قال الله تـعالى. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وقال أيضا:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.
Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah
Marilah
kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam arti yang
sebenar-benarnya, yakni dengan tetap menjaga dan menjalankan segala
perintah–Nya dan menjauhi larangan–Nya, agar kita selamat dunia-akherat, amin.
Shalawat
beriring salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw, keluarga dan para shahabatnya yang senantiasa taat menjalankan perintah
Allah Swt.
Hadirin jama’ah
jum’ah rahimakumullah
Membaca
al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan.
Terlebih lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan itulah diturunkan
al-Qur`an. Puasa dan Al-Qur’an yang
dibaca akan memberi syafaat kepada orang yang mengerjakannya kelak dihari
kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
اَلصِّيَامُ وَاْلقُرْآنُ
يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ الصِّيَامُ أيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ
الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيْهِ وَيَقُوْلُ اْلقُرْآنُ
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِالَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ قَالَ فَيُشَفِّعَانِ (رواه أحمد(
Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari
kiamat. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang
hari”, Al-Qur’ an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur dimalam hari, maka
kami mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan
memberi syafaat.” (HR Ahmad).
Rasulullah juga bersabda :
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا
لأَصْحَابِهِ. (رواه مسلم(
"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat
sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari
dan mengamalkannya). (HR. Muslim).
Firman Allah Swt :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي
أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). (QS: al-Baqarah: 185)
Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah
Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan demi mencapai
kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. Konsep-konsep
yang dibawa al-Quran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia,
karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran
sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka
berada.
Pada kenyataannya, al-Quran benar-benar telah mengepung level kecil
klasik kesusastraan jahiliyah untuk memperkenalkan pemikiran keagamaan dan
konsep-konsep monoteistiknya ke dalam Bahasa Arab. la juga menciptakan design
dahsyat dalam Bahasa Arab dengan mengubah instrument-instrument teknis
pengungkapannya. Pada satu sisi, ia menggantikan syair metrik dengan bentuk
ritmenya sendiri yang tak tertirukan, dan pada sisi lain memperkenalkan
konsep-konsep dan tema-tema baru yang mengarah kepada arus besar monoteisme.
Al-Quran juga mengalihkan perhatiannya kepada masa lalu yang jauh
dalam sejarah perjalanan ummat manusia sekaligus mengarah ke masa depannya
dengan tujuan mengajarkan tugas-tugas masa kini. la melukiskan gambaran dan
tanda-tanda yang mengundang manusia untuk segera menarik pelajaran darinya.
Setelah pelajaran dapat ditarik kesimpulannya, ternyata jiwa manusia tanpa
disadari terseret serta terpesona oleh kedalaman dan keluasan makna al-Quran.
Hal ini menunjukkan bahwa al-Quran sebagai mukjizat terbukti menjadi modal
kehidupan dunia dan akhirat.
Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah
Allah SWT menurunkan al-Quran saat manusia sedang mengalami
kekosongan para rasul, kemunduran akhlak dan kehancuran problem kemanusiaan,
sosial politik dan ekonomi. Pada setiap problem itu, al-Quran meletakkan
sentuhannya yang mujarrab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan
landasan untuk langkah-langkah manusia selanjutnya yang relevan di setiap
zaman. Sejak diturunkannya sampai dengan sekarang al-Quran tidak pernah
terlepas dari suatu tradisi yang sedang berjalan. Dengan kata lain, pesan-pesan
al-Quran selalu berhubungan dengan pribadi atau masyarakat yang mengganggapnya
sakral atau sebagai sentralitas etika universal.
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ
يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ اْلمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيْرًا.
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. Al-Isra’
: 9)
Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah
Jika melihat kondisi ummat Islam pada saat al-Quran diturunkan,
semua peristiwa di masa lalu itu dibangkitkan melalui perenungan. Jadi ada
kesamaan konteks ketika al-Quran diturunkan pertama kali dengan kondisi terkini
yang secara sosial, politik, ekonomi dan agama memang sedang mengalami
kebobrokan dan membutuhkan pemecahannya. Untuk itu, ummat Islam sebagai ummat
yang terbaik mengemban tugas berat yang berkaitan dengan memahami, mengilhami
dan melakukan tanggung jawab. Karena memahami dan menafsirkan adalah bentuk
yang paling mendasar dari keberadaan manusia dimuka bumi yang memiliki jabatan
sebagai khalifah. Dengan demikian, eksistensi ummat Islam sebagai ummat yang
terbaik tidak diragukan.
Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah
Al-Quran membuka ruang penafsiran secara tipikal menukik pada akal
orisinil dan langsung menyentuh aspek mendasar dalam kehidupan, yaitu etika dan
moral dalam hubungannya sebagai hamba dengan Sang Khaliq-Allah. Salah satu
penyebab utama kekerasan dan konflik yang dialami ummat manusia karena tidak
menjadikan al-Quran sebagai sumber nilai etika dan moral. Keadaan ini menurut
Harun Yahya seorang Filsuf Islam Kontemporer adalah dengan mengupayakan
nilai-nilai moral dan etika dalam al-Quran diberlakukan dalam kehidupan. Allah
Swt telah berbicara dalam al-Quran tentang kaidah besar seperti keadilan, perdamaian,
kebenaran, Iman dan Islam. Dia juga berbicara tentang muamalah dan pandangan
hidup. Problem apapun yang terjadi, krisis apapun yang berlaku, solusi dan
penawarannya ada di dalam al-Quran. Oleh karenanya, kita harus rajin membacanya
dan mentadabburinya.
Membaca al-Quran sebagai jalan mencari solusi, membaca Al-Qur’an
juga menyempurnakan ibadah lainnya. la dapat berfungsi dengan baik jika dalam
membacanya disertai dengan adab-adab batin dalam perenungan, khusyu’ dan
mentadabburinya yang akhirnya banyak mendatangkan manfaat berupa petunjuk dari
Allah, inspirasi dan basis imajenasi.
Bertadabbur berarti memperhatikan dan merenungi makna-maknanya.
Bahkan Ibnu Mas’ud berkata, “Barang siapa yang menghendaki ilmu orang-orang
yang terdahulu dan ilmu orang-orang yang akan datang, hendaklah ia mendalami
Al-Quran“. Kitab Ummat islam ini memberikan pedoman serta jalan yang lurus yang
mampu menghindari buruknya kesesatan. Etika kehidupan dan akhlak-pun terangkum
dalam Al-Quran. Bahkan, Rasulullah sendiri dibina akhlaknya langsung oleh
Al-Quran.
Oleh karena itu, melalui khutbah jum’at ini, mari bersama membangun
Indonesia dengan spririt keimanan dan keislaman. Menjadikan akhlak Rasulullah
sebagai basis sumber daya manusia. Dan kita jadikan Al-Qur’an sebagai way of life
dalam setiap gerak dan langkah kita. Semoga kita diberi kemampuan untuk
berpegang teguh dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ
فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِىْ وَإِ يَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَّحِـْيمٌ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ
الرَّاحِمِيْنَ .
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT ( Hikmah Nuzulul Qur'an)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)