KHUTBAH JUM'AT (Gunakan Lisan Untuk Kebaikan)




Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ خَلَقَ الإِنْسَانَ، عَلَّمَهُ البَيَانَ، وَحَذَّرَهُ مِنْ آفَاتِ الْلِسَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَدَةً تُفْتَحُ لِقَائِلِهَا أَبْوَابَ الجِنَانِ، وَتُغْلَقُ عَنْ أَبْوَابِ النِيْرَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُؤَيِّدُ بِالمُعْجِزَاتِ وَالبُرْهَانِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، أَهْلُ البِرِّ وَالْإِيْمَانِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا
أَمَابَعْدُ فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَّ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ لَعَلَكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً
 
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah. Kemudian, marilah kita jaga lisan-lisan kita. Hati-hatilah dari akibat apa yang kita ucapkan. Sebagaimana Allah berfirman diatas yang artinya :
 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 70-71).
Dan Nabi bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤمنُ باللهِ واليومِ الآخر فليَقُلْ خيراً أو ليَصْمُتْ
Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).
Beliau juga bersabda,

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.
Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, bertakwalah wahai hamba Allah sekalian. Jagalah lisan-lisan. Pertimbangkanlah sebelum berucap dan mengatakan. Apakah ucapan ini berdampak baik atau tidak. Karena apa yang kita ucapkan akan dihisab dan dicatat di lembar-lembar catatan amal.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS:Qaaf | Ayat: 18).

أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ ۚ بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS:Az-Zukhruf | Ayat: 80).
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Yakinlah apa yang Anda katakana ada yang mencatatnya dan Anda akan diminta pertangung-jawaban atas hal itu. kalau ucapan tersebut baik, maka akan berbuah kebaikan pula.

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
“Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS:Faathir | Ayat: 10).
Jika kalimat tersebut adalah kalimat yang buruk, pasti kita akan menyesal. Dan seburuk-buruk ucapan adalah perkataan yang mengandung kesyirikan. Seperti ucapan ketika seseorang menyeru dan meminta kepada selain Allah. memohon perlindungan kepada selain-Nya. Jauhilah perkataan-perkataan tersebut.
Termasuk juga seburuk-buruk ucapan adalah mengatakan sesuatu tentang agama ini tanpa landasan ilmu. Perkataan bisa setara dengan kesyirikan bahkan bisa lebih jelek lagi keburukannya. Allah berfirman,

وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
“(Dan Dia mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS:Al-A’raf | Ayat: 33)..
Di antara perkataan yang buruk juga adalah persaksian palsu. Persaksian palsu bisa terjadi apabila seseorang hendak menolong temannya, keluarganya, kerabat dekatnya, dalam suatu perkara, lalu ia melakukan persaksian yang bohong untuk mempromosikan orang-orang tersebut agar diterima di dalam perusahaan atau diterima di kalangan masyarakat (kampanye). Inilah yang dinamakan persaksian palsu. Atau bisa jadi dia tidak berdusta, namun dia tidak tahu persis dengan kebenaran apa yang ia ucapkan, maka yang demikian juga disebut saksi palsu. Allah berfirman,

إِلاَّ مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“akan tetapi (orang yang memberi persaksian ialah) orang yang mengakui yang benar dan mereka meyakini(nya).” (QS:Az-Zukhruf | Ayat: 86).
Dan firman-Nya,

وَمَا شَهِدْنَا إِلاَّ بِمَا عَلِمْنَا
“dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui.” (QS:Yusuf | Ayat: 81).
Tidak boleh seseorang bersaksi kecuali jika dia yakin apa yang ia persaksikan tersebut benar-benar suatu kebenaran. Tujuannya hanya menjelaskan suatu kebenaran bukan menjelaskan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kehendak khalayak.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Ucapan buruk lainnya adalah ghibah dan namimah (adu domba). Ghibah adalah membeberkan aib seseorang kepada orang lain. Sedangkan namimah (adu domba) adalah membeberkan aib atau kesalahan seseorang kepada orang lain disertai dengan keinginan merusak hubungan keduanya. Allah berfirman,

وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ* هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ* مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa.” (QS:Al-Qalam | Ayat: 12).
Ghibah dan namimah (adu domba) adalah perkataan yang sangat buruk yang disebarkan di tengah manusia. Ia membuat manusia saling bermusuhan. Menimbulkan kebencian dan merusak hubungan.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mari kita jaga lisan-lisan kita. Karena lisan ini adalah anggota tubuh yang paling besar dampaknya. Sampai-sampai anggota tubuh yang lain mengingatkan lisan dan takut akan bahaya lisan berpengaruh kepada mereka. Disebutkan dalam riwayat Imam at-Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri secara marfuu’ dan mauquf:

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا
“Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan: “Bertakwalah kepada Allah di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, jika engkau menyimpang (dari jalan petunjuk), kami juga menyimpang. (HR Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah, ia berkata,

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dengan lisan keluarlah perkataan kotor dan dengan kemaluan yakni perzinahan.
Nabi juga bersabda,

مَنْ يَضْمَنْ لِى مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang menjamin padaku apa yang ada di antara dua janggutnya (yaitu bibirnya) dan antara dua kakinya (yaitu kemaluan), maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Bertakwalah kepada Allah, jagalah lisan-lisan karena ia bagaikan pedang yang tajam. Banyak orang tak peduli apa yang diucapkan oleh lisannya. Menyelidiki kesalahan seseorang kemudian menyebarkannya.

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيم
“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS:An-Nuur | Ayat: 15).
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Bertakwalah kepada Allah, lisan bisa jadi penyelamat kita, ketika ia digunakan untuk mengingat Allah , menaati-Nya, dan mengucapkan hal-hal yang baik. Dan ia juga bisa mencelekakan kita ketika digunakan untuk menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan haram lainnya.
Betapa menggunjing dan adu domba begitu mudah dilontarkan banyak orang. Karena lidah berbeda dengan anggota tubuh lainnya. Lisan tidak mengenal lelah walaupun terus digerakkan. Berbeda dengan anggota tubuh yang lain, jika ia banyak bergerak dan digunakan, maka ia akan lelah. Lisan itu bisa mengundang bahaya besar dan keburukan yang menyebar. Kecuali bagi orang-orang yang bertakwa dengan menjaga lisannya. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 70-71).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Gunakan Lisan Untuk Kebaikan)"

Post a Comment

الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)