KHUTBAH PERTAMA ( Penyakit Hati dan Penawarnya)
Halaman Madrasah Aliyah Sabilul Hasanah
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ
للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وِمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُّضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ
اَنْ لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ
صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
أَمَّا
بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Kaum muslimin rahimakumullah .
Puji syukur, kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang
telah mencurahkan nikmat karunia-Nya yang tiada terhingga dan tiada pernah
putus sepanjang zaman kepada makhlukNya, baik berupa kesehatan,
rezeki,kesempatan sehingga saat ini kita dapat menunaikan kewajiban shalat
Jumat. Shalawat dan salam semoga selalu dicurahkan Allah Swt. pada junjungan
kita nabi besar Muhammad Saw., beserta keluarganya, para sahabat serta kita dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT!
Pada kesempatan
ini saya akan menyampaikan tentang sesuatu yang setiap saat bersama kita dan
masalahnya sudah sering kita dengar dan rasakan sendiri tapi sering pula kita
secara tidak sadar mengabaikannya; yaitu secara singkat tentang Penyakit Hati
dan Penawarnya. Rasulullah SAW bersabda :“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh
terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka seluruh tubuh akan baik, dan
apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah hati.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Hal yang menekankan pentingnya memperhatikan hati adalah bahwa
Allah menjadikan hati –sesuai hikmah dan ilmuNya- sebagai tempat bagi cahaya
dan petunjukNya. Hati adalah tempat ilmu pengetahuan. Melalui hati, manusia
dapat mengenal Rabbnya. Dengan hati, manusia mengenal nama-nama Allah dan
sifat-sifat-Nya. Dengan hati, manusia dapat menghayati ayat-ayat syar’iyahNya.
Allah berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ
أَقْفَالُهَا
Ayat ini menjelaskan bahwa
hati manusia apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat memperhatikan dan
merenungkan ayat-ayat syar’iyah-Nya.“Maka apakah mereka tidak memperhatikan
al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci.” (Muhammad 47:24).
Melalui ayat ini, Allah menjelaskan bahwa yang menjadi sandaran di
dalam mengambil pelajaran terhadap ayat-ayat kauniyah Allah dalam jagat raya
dan dalam jiwa adalah kecerdasan dan kesadaran hati. Rasulullah SAW juga
bersabda :” Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan amalanmu tetapi Dia
melihat kepada hati dan niatmu”.
Dan hal lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa
hati merupakan kendaraan yang digunakan seseorang untuk dapat menempuh
perjalanan menuju akhirat.
Faktor penyebab lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah
bahwa salah satu sifat hati yang utama adalah mudah berbalik dan suka berubah.
Hati sangat mudah berubah, gampang berbuat, dan tidak menentu. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, hati anak Adam itu sangat
(mudah) berbolak-balik dari-pada bejana apabila ia telah penuh dalam keadaan
mendidih.” (HR. Ahmad).
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT!
Pada dasarnya ada dua jenis penyakit hati yaitu: 1. Syirik ; 2
mengikuti hawa nafsu dan melakukan dosa.
1.Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang
yang syirik adalah orang yang bergantung kepada selain Allah. Bergantung kepada
selain Allah adalah perusak hati yang paling besar karena bila seseorang
bergantung kepada selain Allah, maka Allah Ta’ala akan mewakilkan urusannya
kepada sesuatu yang menjadi tempat dia bergantung tersebut, dan Dia
menghinakannya karena tindakannya tergantung kepada selainNya itu. Allah Ta’ala
berfirman,
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ ءَالِهَةً
لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا(81)كَلَّا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ
ضِدًّا(82(
“Dan mereka telah mengambil
sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung
bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan
mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka
(sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.” (Maryam: 81-82).
Dalam Surat Al-Isra 17:22 Allah
Ta’ala berfirman,
لَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ
فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولًا
“Janganlah kamu adakan tuhan yang
lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan
(Allah).”
2.
Mengikuti Nafsu dan Melakukan Dosa.
Syahwat dan dosa merupakan penyebab
kedua atas kerusakan hati. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ
اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ
غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah membiarkan nya sesat berdasar-kan ilmuNya dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
(Al-Jatsiyah 45:23).
Semua dosa, baik yang besar maupun yang kecil itu merusak hati dan
mengeruhkan kebersihannya. Maka setiap orang yang beriman wajib meninggalkan
dosa yang lahir maupun yang batin, apalagi dosa-dosa hati yang sangat
berbahaya. Di antara dosa hati yang tersembunyi adalah riya’ yang dapat merusak
amal, ujub yang bisa menjadikan amal bagai abu yang bertebaran, iri, dengki,
yang dapat menghapus pahala pahala kebajikan dan memperbanyak dosa.
Imam Habib Abdullah Haddad mengingatkan kita agar jangan membiarkan
hati keras dan lalai. Orang yang keras hati dan bersikap kasar bisa menghalangi
nasehat yang diberikan tidak bisa menimbulkan kesan apapun. Bila kematian
disebut, hati tidak lagi merasa ngeri dan tidak pula gentar dan tidak pula
gemetar bila mendengar janji-janji balasan dari Allah dan ancamanNya nanti di
akhirat. Rasulullah saw bersabda: “Yang paling jauh kepada Allah Ta’ala adalah
hati yang keras”. Beliau juga bersabda: “Empat perkara menjadi tanda kejahatan
yaitu : hati yang keras, mata yang beku, senantiasa berandai-andai dan panjang
harapan”.
Allah Ta’ala berfirman :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً
وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
“Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai”.(al- A’raf 7:205).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala
berfirman :
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا
وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
…dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
(Al-Kahfi 18:28)
Imam Ibnul Qayyim memasukkan beberapa hal kedalam kelompok nafsu
yang merusak hati, yaitu: terlalu banyak bergaul, terlalu banyak angan-angan,
terlalu kenyang, dan terlalu banyak tidur.
1.Terlalu
Banyak Bergaul
Yang dimaksud dengan banyak bergaul disini adalah bergaul dengan
orang-orang yang tidak baik ahlak/moral/keimanannya sehingga berakibat turunnya
azab/ hukuman, menghapus pahala dan menolak datangnya kenikmatan. Perangai
terlalu banyak bergaul disini terjadi karena cinta terhadap dunia untuk
melampiaskan keinginan individu terhadap lainnya, bila hakikatnya tersingkap
maka ia akan berubah menjadi permusuhan.
Orang-orang yang pergaulannya seperti ini akan menyesal,
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman , Al-Furqan 25:27-29
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ
يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا(27)يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ
أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا(28)لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي
وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا(29(
27. dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua
tangannya [1064], seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul”.
28. kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan
sifulan[1065] itu teman akrab(ku).
29. Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al
Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong
manusia.
2.Terlalu
Banyak Angan-angan
Terlalu banyak berangan-angan akan menjadi bencana bagi seseorang
bila angan-angannya kosong dan khayalan-khayalan yang batil. Angan-angan bagi
mereka adalah tipu daya dan kebohongan. Dilain fihak bagi pemilik kemauan yang
tinggi dan cita-cita yang mulia meletakkan harapannya pada ilmu, iman, dan amal
yang mendekatkan diri-nya kepada Allah Ta’ala. Harapan orang yang mulia ini
adalah iman, cahaya, dan hikmah. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. memuji orang
yang berharap kebaikan, bahkan dalam beberapa hal Rasulullah Saw. menjanjikan
pahala baginya seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut.
3.Terlalu
Kenyang
Kondisi kenyang menjadikan setan leluasa dan lebih luas bergerak.
Dan barangsiapa yang makan banyak, minum banyak, maka dia banyak tidur,
sehingga dia pun merugi sangat banyak. Dalam hadits yang masyhur disebutkan,
“Tidak ada yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk dari-pada perutnya.
Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang menguatkan otot-ototnya,
namun bila dia harus memakan makanan yang banyak, maka hendaklah dia mengatur
sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk
nafas-(nya).” (HR. at-Tirmidzi). Bila seorang muslim terjerumus dalam ‘terlalu
banyak makan’, maka diapun tidak akan selamat dari bencana ‘terlalu banyak
tidur’, karena keduanya merupakan suatu kelaziman.
4.Terlalu
Banyak Tidur
Terlalu banyak tidur adalah termasuk perusak hati karena antara
lain menyia-nyiakan waktu (termasuk tidur saat mendengarkan majlis taklim dll),
mewariskan banyak kealfaan, kelalaian, dan kemalasan. Tidur yang paling
bermanfaat adalah tidur pada saat sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala, semoga kita
termasuk hamba-hambaNya yang mempunyai hati yang selamat
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
SUMBER : Kumpulan Khutbah Jum'at Masjid Nur Hidayah (Tanah Mas)
0 Response to "KHUTBAH PERTAMA ( Penyakit Hati dan Penawarnya)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)