KHUTBAH JUM'AT : 3 Amal Istimewa yang tidak terputus hingga Meninggal
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الحَمْدَ لِلهِ،
نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِيْنُهَ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ
أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهِ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ
يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا
إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى
عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Marilah
senantiasa kita bertaqwa kepada Allah SWt, dengan sebenar benar taqwa, dengan
cara menjauhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana, kehidupan
sementara, kehidupan yang sebentar saja. Jika kita dikaruniai usia yang sama
dengan Rasulullah, hidup kita di dunia sekitar 63 tahun lamanya. Mungkin ada
yang lebih lama dari itu, tetapi banyak juga yang kurang dari itu. Betapa
banyak saudara dan teman kita yang meninggal di usia muda; entah didahului oleh
sakit maupun kematian yang tiba-tiba. Melalui kecelakaan atau bencana alam,
misalnya. Pendek kata, jika waktunya telah tiba, kematian tak bisa ditunda.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖوَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi
mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula)
mendahulukannya. (QS.An Nahl : 61)
Maka hidup yang sangat singkat ini harus diisi dengan
memperbanyak bekal. Selagi kematian belum datang maka hidup ini harus dipenuhi
dengan amal. Dan diantara amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia, ada tiga
amal istimewa yang tidak akan terputus pahalanya meskipun sang pelaku telah
berada di alam barzakh. Pahala tiga amal itu akan tetap mengalir kepadanya
meskipun ia tak lagi hidup di dunia.
Apa saja
tiga amal jariyah yang tidak terputus itu? Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ
انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ
عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya,
kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih
yang mendo’akannya. (HR. Muslim dan Ahmad)
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal pertama yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah
meninggal adalah sedekah jariyah. Yaitu sedekah yang kemanfaatannya terus
mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu pula pahalanya mengalir kepada orang
yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal.
Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Anas r.a.
disebutkan contoh sedekah jariyah ini; yakni membangun masjid, membuat saluran
air, membuat sumur, menanam pohon, dan menulis/mencetak mushaf. Selama masjid
yang dibangunnya itu ditempati shalat, ia mendapatkan pahala itu. Selama saluran
air yang ia buat dimanfaatkan orang lain entah air minum ataupun irigasi, ia
mendapatkan pahala itu. Selama sumur yang ia buat dimanfaatkan oleh orang lain,
ia pun tetap mendapatkan pahala itu. Selama pohon yang ia tanam, buahnya
dimakan orang lain bahkan binatang atau menjadi tempat berteduh dan penyimpan
air, ia mendapatkan pahalanya. Selama mushaf yang ia cetak atau ia sedekahkan
masih dibaca, ia juga mendapatkan pahalanya. Tentu, lima hal itu adalah contoh
dan tidak membatasi sedekah jariyah pada itu saja. Membangun sekolah, lembaga
pendidikan, rumah sakit, jalan, jembatan dan seterusnya selama manfaatnya masih
terus dirasakan, orang yang bersedekah membangunnya terus mendapatkan
pahalanya.Mengalir.
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal kedua yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah
meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu yang diajarkan kepada orang
lain, lalu orang itu mengalamkan dan mengajarkannya kepada orang lain, dan
demikian seterusnya. Maka sepanjang ilmu itu terus bergulir, diajarkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya dan diamalkan, orang yang mengajarkannya
mendapatkan limpahan pahala yang terus mengalir itu.
Orang-orang yang dikaruniai harta lalu mensedekahkannya,
termasuk dengan sedekah jariyah, dan orang yang dikaruniai ilmu lalu
menjadikannya ilmu manfaat dengan mengalamkan dan mengajarkan, kedua tipe orang
itulah yang boleh diiri agar kita juga bisa seperti itu.
لاَ حَسَدَ إِلاَّ
فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ
، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Tidak boleh hasad (iri) kecuali pada dua orang, yaitu orang
yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu, lalu ia menunaikan dan mengajarkannya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal ketiga yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah
meninggal adalah anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya. Anak di sini
tidak terbatas anak keturunan pertama, tetapi juga anak dari anak dan
seterusnya. Maka di sinilah pentingnya bagi orang tua untuk mendidik
putra-putrinya menjadi anak-anak yang shalih sehingga mereka mendoakan orang
tuanya tatkala orang tuanya telah meninggal. Demikian pula anak-anak itu
nantinya mendidik putra-putrinya untuk menjadi shalih dan shalihah lalu
mendoakan orang tua serta kakek dan neneknya.
Karenanya salah satu doa yang sangat penting untuk kita
panjatkan adalah seperti doanya Nabi Ibrahim:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ
الصَّالِحِينَ
Ya
Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
saleh. (QS. Ash Shafat : 100)
Doa ibadurrahman
yang tercantum dalam QS. Al furqan ayat 74 secara implisit juga mengharapkan
anak dan keturunan yang mendoakan orang tuanya.
وَالَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
74.: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqan : 74)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kesimpulannya adalah, mari kita berusaha untuk memperbanyak
sedekah jariyah yakni sedekah yang kemanfaatannya berjangka panjang bahkan
"permanen" tentu saja tanpa mengesampingkan sedekah lainnya; kita
berusaha untuk terus dan terus mencari ilmu (thalabul ilmi) disertai dengan
mengamalkan dan mendakwahkan/mengajarkan ilmu tersebut; kita juga terus
berusaha mendidik putra-putri kita serta mendoakan mereka agar menjadi anak
yang shalih dan shalihah yang nanti secara sadar akan mendoakan kita. Sebab
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua
orangtuanya itulah tiga investasi utama, yang pahalanya terus mengalir meskipun
kita meninggal dunia.
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ
.
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT : 3 Amal Istimewa yang tidak terputus hingga Meninggal"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)