KHUTBAH JUM'AT (Taqwa, Istighfar Dan Taubat Adalah Kunci Rizki Dan keberkahan dari Allah Ta'ala)
KHUTBAH PERTAMA
الحمد لله
الذي لا تراه العيون، ولا تحيط به الظنون، ولا يصفه الواصفون، ولا تغيره الحوادث، ولا تلتبس عليه اللوابس،
ولا يفوت علمه شيء، ولا يعجزه
شيء، وهو على كل شيء قدير أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ
الْعَالَمِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
بَعَثَهُ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيْرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ
وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أوصيكم
ونفسي الغافلة بتقوى الله واتخاذها سبباً أكيداً، وحبلاً متيناً للنجاة من العذاب،
والفوز بحسن المآب، فإن التقوى لاتنتهي بأهلها إلى سوء، ولاتقْصُر بهم عن بلوغ
السعادة. وليطمع العاقل في ما يُبشِّر به قوله تعالى : إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي
جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ - فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ
عِندَ مَلِيكٍ مُّقْتَدِرٍ
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Pada kesempatan kali ini tak lupa
saya wasiatkan kepada jama’ah semuanya dan diri saya pribadi yang penuh dengan
kealpaan ini, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah Swt, karena ketaqwaan adalah sebaik-baik bekal bagi kita, apalagi
saat ini kita telah berada di Bulan Syawal, bulan dimana kita semua telah
kembali kepada kesucian kita ( insya Allah ) dikarenakan kita telah selesai
menunaikan ibada puasa pada bulan Romadhon. Mari kita jadikan Taqwa sebagai
sebab dan Ikatan yang kuat untuk mendapatkan keselamatan dari siksaan dan
kebahagiaan atas atas sorga sebagai sebaik-baiknya tempat kembali.
Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia ...
Di antara hal yang menyibukkan hati kaum muslimin ; terlebih ketika telah selesai
melaksanakan puasa pada Bulan Suci Romadhon dan Hari Raya Idul Fitri pada bulan
syawal ; adalah mencari rizki. Dan saat ini sebagian besar kaum muslimin
memandang bahwa berpegang dengan aturan Islam akan mengurangi rizki yang mereka
hasilkan. dan tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah dan menyedihkan lagi bahwa
ada sejumlah orang yang masih menganggap jika ingin mendapatkan kemudahan di
bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari hukum-hukum Islam,
terutama yang berkenaan dengan hukum halal dan haram.
Mereka itu lupa atau berpura-pura lupa, sehingga beranggapan bahwa Allah
men-syari’atkan agamaNya hanya sebagai petunjuk bagi ummat manusia dalam
perkara-perkara kebahagiaan di akhirat saja. Padahal Allah mensyari’atkan agama
ini juga sebagai petunjuk bagi manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan
mereka di dunia, sehingga Dunia dan Akhirat itu menjadi sebuah satu kesatuan
kehidupan manusia yang saling terkait .
Sebagaimana Hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dari Anas RA.
, ia berkata:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ
النَّبِي : رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
"Sesungguhnya
do’a yang sering diucapkan Nabi adalah, “Wahai Tuhan Kami’ karuniakanlah kepada
kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka”.
(Shahihul Al-Bukhari, Kitabud Da’awat, Bab Qaulun Nabi Rabbana Aatina fid
Dunya Hasanah, no. Hadist 6389, II/191).
Ma'asyirol Muslimin a’azza kumullah ...
Allah dan RasulNya tidak akan meninggalkan umat Islam tanpa memberikan petunjuk
bagi kegelapan dan keraguan di dalam usaha mencari penghidupan di dunia. Tapi
sebaliknya, sebab-sebab mendapat rizki telah diatur dan dijelaskan oleh Allah
Swt. Dalam Al-Qur’an. Sehingga sekiranya ummat ini mau memahami dan
menyadarinya, niscaya Allah akan memudahkan mencapai jalan-jalan untuk
mendapatkan rizki dari setiap arah, serta akan dibukakan untuknya keberkahan
dari langit dan bumi. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami ingin
menjelaskan tentang berbagai sebab diturunkannya rizki oleh Allah Swt. demi
meluruskan pemahaman yang salah dalam usaha mencari rizki selama ini .
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki dan keberkahan dari Allah
Swt yang pertama adalah Beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Karena keimanan
dan ketakwaan adalah kunci bagi segala kehidupan di dunia. Sehebat apapun
keberhasilan yang dicapai, sebayak apapun harta yang didapat dan setinggi
apapun jabatan yang diperoleh itu semua akan sia-sia bahkan hanya akan
menghantarkan kepada siksaan dan kesusahan di dua kehidupan, terutama kehidupan
di Akhirat. Oleh karena itu Allah selalu mengingatkan kita melalui Firmannya Q.S.
Al-A’raf 96 :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96)
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tapi
mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatanny”
Ayat diatas sudah cukup jelas sekali, bahwa hal yang
terpenting dalam kehidupan ini adalah Beriman dan Bertaqwa kepada Allah Swt.
karena dua hal ini sebagai bentuk ekspresi rasa syukur atas segala kenikmatan
yang telah Allah berikan kepada kita semua. Namun saat ini mari sama-sama dilihat,
apa yang telah terjadi pada mayoritas umat islam, mereka telah lupa dan lalai
terhadap dua hal tersebut, sehingga Bencana dan Cobaan Allah harus turun untuk
memberi peringatan atas kelalaian yang dilakukana selama ini. Oleh karena itu
mari kita kembali kepada Tugas pokok kita Hidup didunia, yaitu Beriman dan
Bertaqwa Kepada Allah Swt. karena itu semua akan menjadi jalan penyelesaian
bagi segala permasalahann umat ini, sebagaimana firman Allah dalam Q.S.
At-Thalaq : 2-3 :
ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِه مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآَخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ
لَا يَحْتَسِبُ
“Demikianlah diberi pengajaran
dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat dan barang siapa
yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.
Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka...”
Jama’ah Shalat Jum’at yang dimulyakan Allah...
Selanjutnya sebab terpenting yang
kedua agar kita diberikan Rizki dan keberkahan hidup oleh Allah swt adalah
istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah. Sebagaimana
firman Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya :
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا
رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
(11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada
Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
Yang dimaksud istighfar dan taubat di sini bukan hanya sekedar kalimat yang
diucapkan di lisan saja, dan tidak membekas di dalam hati sama sekali, bahkan
tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Tetapi yang dimaksud dengan
istighfar di sini adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani
adalah “Meminta (ampun) dengan disertai ucapan dan perbuatan dan bukan sekedar
lisan semata.” Sedangkan makna taubat sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam
Ar-Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali
dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan
berusaha melakukan apa yang lebih baik (sebagai ganti). Jika keempat hal itu
telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.
Imam An-Nawawi dalam
kitabnya al-Adzkar juga menjelaskan: “bahwa Para ulama berkata. ‘Bertaubat dari
setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan
Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada
tiga:
1. Hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut.
2. Ia harus menyesali perbuatan (maksiat) nya.
3. Ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi.
Dan jika salah satu syarat hilang, maka taubatnya tidak sah. Selanjutnya jika
taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat, yaitu ketiga
syarat di atas ditambah satu, yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi)
hak orang lain. Jika berupa harta benda maka ia harus mengembalikan, jika
berupa had (hukuman) maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas
atau meminta maaf kepadanya dan jika berupa qhibah (menggunjing), maka ia harus
meminta maaf.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam
tafsirnya berkata: “Bahwa Ayat 10-12 dalam Q.S. Nuh tersebut memiliki makna,
jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya, niscaya Ia akan
memperbanyak rizki kalian, Ia akan menurunkan air hujan serta keberkahan dari
langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
melimpahkan air susu, memperbanyak harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan
kebun-kebun yang di dalamnya terdapat macam-macam buah-buahan untuk kalian
serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.
Hal ini sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Imam Al-Qurtubi dari Ibnu Shabih, bahwasannya ia berkata: “Ada
seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi)
maka beliau berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain
mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka beliau berkata kepadanya,
Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain lagi berkata kepadanya, ’Do’akanlah
(aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!!’ maka beliau mengatakan kepadanya,
‘Beristighfar kepada Allah! Dan yang lainnya lagi mengadu kepadanya
tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula),’Beristighfarlah
kepada Allah!.
Kaum Muslimin Jama’ah Sholat Jum’at yang
berbahagia ...
Selain daripada itu, Allah juga menyampaikan petunjuk ini dalam Q.S. Hud :
3
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ
مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ
تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ (3)
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya
(jika kamu mengerjakan yang demikian (niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang
baik (terus menerus) kepadamu sampai pada waktu yang telah ditentukan, dan Dia
akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut akan ditimpa siksa hari
kiamat.” (Hud: 3).
Imam Al-Qurthubi mengatakan:”Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah
akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa
kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Allah tidak akan menyiksa kalian
sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum
kalian.”
Ma'asyirol Muslimin A’azza kumullah ...
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i
Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah
bersabda:
مَنْ
أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ
ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya
Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap
kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah
yang tidak disangka-sangka.” (Dishahihkan oleh Imam Al-Hakim
(AlMustadrak, 4/262) dan Syaikh Ahmad Muhammad Syaikh (Hamisy Al-Musnad, 4/55)
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dalam hadist di atas, Nabi Saw. menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat
dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa
Allah Swt. Yang Maha memiliki Kekuatan akan memberi rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka dan tidak pernah diharapkan serta tidak pernah terbersit dalam
hati.
Oleh Karena itu, diakhir khutbah ini kami berpesan khususnya kepada orang
yang mengharapkan rizki dan keberkahan dari Allah swt. hendaklah ia bersegera
untuk memperbanyak istighfar dan taubat, baik dengan ucapan maupun dengan
perbuatan apalagi jika pada bulan Ramadhan kemarin kita belum sempat untuk
memperbanyak Istighfar dan bertaubat kepada Allah swt., karena seharusnya saat
ini kita telah kembali suci bagaikan seorang bayi lagi. Dan hendaklah kita
selalu waspada dari melakukan istighfar yang hanya sebatas di lisan tanpa
perbuatan sama sekali. Sebab itu hakikatnya adalah pekerjaan para pendusta.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Sumber : Kumpulan Khutbah Jum'at Ponpes Sabilul Hasanah
Palembang
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Taqwa, Istighfar Dan Taubat Adalah Kunci Rizki Dan keberkahan dari Allah Ta'ala)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)