Khutbah Jum’at Bulan Muharram:( Mengambil Hikmah Dari Peristiwa Hijrah)
Berdakwah bersama Khutbahppsh.com
COPAS : http://www.elhooda.net/2013/10/khutbah-jumat-bulan-muharram-mengambil-hikmah-dari-peristiwa-hijrah/
ألحَمْدُ
لِلّهِ. ألحَمْدُ لِلّهِ الذِي جَزَى العَامِلِيْنَ. وأحَبَّ
الطَّائِعِيْنَ. وَأبْغَضَ العَاصِيْنَ. أشْهَدُ أنْ لاَ اِلهَ اِلااللهُ.
وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ الهَادِي اِلَى صرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ. وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ الْقَوِيْمِ. أمَّا
بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اتَّقُوْاللهَ الّذِي لا اِلهَ سِوَاهُ
وَاعْلَمُوا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بِالطَّاعَةِ والْعِبَادَةِ. وَنَهَاكُمْ
بِالظُّلْمِ وَالْمَعْصِيَةِ. فَلا يَكُوْنُ ذلِكَ اِلاَّ لِخُسْرَانِكُمْ
وَهَلالِكُمْ. وَلَكِنِّ اللهَ يَرْحَمُكُمْ وَأنْزَلَ نِعَمَهُ
عَلَيْكُمْ. فَأَطِيْعُوْهُ وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا عَنِ
السَّيِّئَاتِ. لِأَنَّ اللهَ جَزَى أَعْمَالَكُمْ. أَثَابَكُمْ بِصَالِحِ
أَعْمَالِكُمْ. وَعَذَّبَكُمْ بِسَيّءِ أَفْعَالِكُمْ.
قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى :أَعُوْذُبِااللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ،
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، فَالَّذِينَ هَاجَرُواْ
وَأُخْرِجُواْ مِن دِيَارِهِمْ وَأُوذُواْ فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُواْ
وَقُتِلُواْ لأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأُدْخِلَنَّهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ ثَوَاباً مِّن عِندِ اللّهِ
وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Melalui
mimbar khutbah ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada
para jama’ah sekalian, marilah kita bersama-sama senantiasa meningkatkan
kadar ketaqwaan kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti yang sebenarnya.
Yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan semua
laranganNya. Bahwasannya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan
seorang yang lainnya. Maka alangkah bahagia dan beruntungnya orang yang
termasuk dalam golongan muttaqin. Karena kelak akan mendapat tempat dan
maqam yang mulia di sisi Ilahi.
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Masih
di bulan Muharram ini memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan nikmatnya kepada kita semua. Yaitu dengan menggunakan
nikmat itu ke jalan yang di ridloi-Nya. Bersyukur atas nikmatnya, maka
Allah pun akan menambah nikmat itu. Sebagaimana dalam surat Ibrahim ayat
7 Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azab–Ku sangat pedih.”
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Sebagai
upaya memningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya, maka melalui datangnya
Tahun Baru Hijriyah ini kita menengok sejarah masa silam, masa
perjuangan Nabi SAW dan para sahabat-sahabat beliau menegakkan agama
Allah.
Sebagaimana di ketahui dalam
catatan sejarah, bahwa Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat beliau
mengembangkan risalah Islam di Mekkah banyak menemui tantangan dan
hambatan yang tidak ringan. Orang-orang Quraisy menentangnya. Mereka
melakukan penganiayaan terhadap sahabat-sahabat beliau dengan tujuan
agar Nabi SAW menghentikan dakwahnya.
Semakin
hari kekejaman dan penganiayaan semakin keras, namun sungguh suatu
keajaiban, semakin keras penindasan dan dan semakin keras penganiayaan,
Islam pun semakin berkembang. Tidak satupun orang yang begitu masuk
Islam lalu sudi keluar atau menjadi murtad bagaimanapun kerasnya
kekejaman dan penganiayaan yang mereka lakukan.
Makin
hari kekejaman itu semakin menjadi-jadi, dan kemudian mencapai
puncaknya. Mereka sepakat untuk menangkap dan membunuh Nabi SAW. Dalam
keadaan genting itulah, Rasulullah mendapat perintah hijrah ke Madinah.
Maka berhijrahlah Beliau bersama para sahabat menuju kota Yatsrib, yang
sekarang menjadi kota Madinah.
Peristiwa
hijrah ini terjadi tonggak perjuangan umat Islam untuk selanjutnmya
mereka tidak hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan.
Peristiwa hijrah akan tetap relevan atau cocok dikaitkan dengan konteks
ruang dan waktu sekarang ataupun yang akan datang. Nilai-nilai yang
terkandung dalam peristiwa hijrah itu akan tetap cocok dijadikan rujukan
kehidupan. Banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa
tersebut. Diantaranya:
Pertama,
hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Karena iman, para
sahabat sudi meniggalakan kampung halaman, meninggalkan harta benda
mereka. Karena iman, mereka rela berpisah dengan orang yang dicintainya
yang berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan
dan ketentraman batin, kalau batin sudah merasa tentram dan teraasa
bahagia, maka bagaimanapun pedihnya penderitaan dzahir yang mereka alami
tidak akan terasa. Itulah mengapa sebabnya para sahabat mau berjalan di
gurun pasir yang panas. Mereka melakukan perjalanan dari Mekkah menuju
Madinah dengan bekal iman. Oleh karena itu, dalam memperingati tahun
baru hijriyah ini, perlulah kita tanamkan keimanan dalam diri kita
sebagaimana imannya para sahabat. Dan diwujudkan dalam bentuk amal-amal
saleh dalam kehidupan ini.
Para
jamaah, iman akan membuat hidup seseorang jadi terarah. Kekuasaan dan
kebebasan berfikir harus ada imbangannya. Allah tidak harus ada
imbangannya. Allah tidak hanya menganugerahkan akal pada amnesia, tapi
juga hati. Kita memang butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diimbangi dengan keimanan akan membuat manusia semakin sadar akan
hakikat dirinya, timbul pengakuan sebagaimana tersebut dalam surah Ali
Imran ayat 191:
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِل
Artinya: “Ya Tuhan kami, tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.”
Iman
juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama Malaikat
cuma dianugerahakan akal saja tanpa nafsu, karena itu tidak ada
malaikat yang mendurhakai Allah, sehingga wajar kalau kita tiap hari
berbuat salah. Sedangkan manusia diberi kedua-duanya akal sekaligus
nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran akan menang dan
meningkat ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan
dirinya maka sifat-sifat binatang yang menghiasi perilakunya. Sehingga
ia turun derajat ke tataran binatang. Hal ini seperti yang difirmankan
oleh Allah dalam suarh At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya.”
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Hikmah kedua
adalah bahwasanya hijrah merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu
hijrah, dorongan sahabat untuk ikut tidak sama. Oleh karena itu
Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori menyatakan bahwa amal-amal perbuatan itu tergantung pada niatnya
dan bagi tiap orang apa yang diniatkannya.
Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah memasuki tahun baru hijriah.
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Kemudian hikmah ketiga adalah bahwa hijrah adalah perjalanan ukhuwah.
Para
jamaah, kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut
orang-orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam
suasana ukhuwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia
berasal dari Nabi Adam dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah
orang-orang muhajirin dan orang ansharsebagai saudara yang diikat oleh
akidah. Dalam surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Swt berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Dan
kaum muhajirin dan anshar ini mendapat jaminan dari Allah akan masuk
surga. Sebagaimana dalam surah At-taubah ayat 100 Allah Swt berfirman :
وَالسَّابِقُونَ
الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم
بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya:
“Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) di
antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik. Allah ridla kepada mereka dan mereka pun rida kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.”
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah
Demikianlah
sekelumit tentang hikmah hijrah Nabi SAW yang dapat saya sampaikan
dalam khutbah ini. Sebegai penutup saya ingin menyampaikan dua kisah
penting yang dapat kita petik dalam menyikapi kondisi bangsa Indonesia
saat ini.
Perjalanan Nabi dari Makkah
ke Madinah, sekitar 416 kilometer, ditempuh selama 16 hari dengan
mengendarai onta. Nabi mengistirahatkan onta pada saat matahari hampir
tepat di atas kepala dan baru melanjutkan perjalanan sore harinya.
Betapa Nabi sangat menaruh belas kasih kepada sesama mahluk Allah.
Dalam
perjalanan itu, Nabi diikuti oleh pembunuh bayaran dari Makkah bernama
Suroqoh bin Malik yang mengendarai kuda pilihan. Dia mendapatkan
iming-iming hadiah seratus unta dan wanita cantik untuk bisa membunuh
Nabi, minimal bisa menggagalkan perjalanan ke Madinah.
Namun
ketika hendak mendekati Nabi, kuda Suroqoh mendadak terpeleset dan
jatuh. Riwayat lain menyebutkan, kuda Suroqoh terperosok masuk kedalam
tanah, dan itu terjadi sampai tiga kali.
Nabi
yang mengetahui hal itu lalu mendekati Suroqoh dan menolongnya. Suroqoh
yang penasaran dengan perilaku Nabi itu lantas menanyakan sesuatu
perihal Tuhan Muhammad. Terjadilah dialog. Lalu turunlah ayat Al-Quran
surat Al-Ihlas. Pada ayat pertama berbunyi,
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Kakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa.”
Suroqoh
tertegun, tidak bisa berkata apapun. Bahkan kemudian dia menawarkan
barang-barang perbekalannya untuk keperluan perjalanan Nabi, namun
Beliau menolak.
Inilah pelajaran pertama, bahwa seorang pemimpin tidak mudah menerima sesuatu dari orang lain karena kepemimpinannya.
Peristiwa
selanjutnya adalah ketika Nabi kehabisan perbekalan. Nabi bersama
Sahabat Abu Bakar dan dua orang pengawal singgah di sebuah perkemahan,
hendak membeli perbekalan. Perkemahan itu dihuni oleh seorang perempuan
bernama Umi Ma’bad yang ternyata dalam keadaan serba berkekurangan.
Ada
seekor hewan perahan tapi dalam keadaan kurus kerontang. “Jangankan
susu Tuan, air kencing hewan itu pun sudah tidak ada,” kata Umi Ma’bad
kepada Nabi.
Namun kemudian Nabi
mendekati hewan itu, memeras kantong susunya dan dengan izin Allah hewan
itu keluar air susunya. Pertama-tama Nabi memberikan gelas berisi susu
kepada Abu Bakar, kedua kepada Sahabat yang menuntun onta Nabi, ketika
kepada Sahabat yang menuntun onta Abu Bakar, baru kemudian Nabi
meminumnya.
Banyak perintiwa penting
dalam hijrah, namun dari peristiwa yang barusan kita diajarkan bahwa
semestinya pemimpin mendahulukan kepentingan rakyatnya.
Umi Ma’bad yang keheranan lalu bertanya kepada Nabi. “Kenapa Anda tidak minum terlebih dahulu?” Nabi menjawab:
خَادِمُ اْلأُمَمِ آخِرُهُمْ شُرْباً
Nabi
mengajarkan bahwa, pelayan umat itu semestinya minumnya belakangan,
mendahulukan kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi.
بَارَكَ
الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ
قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْم
COPAS : http://www.elhooda.net/2013/10/khutbah-jumat-bulan-muharram-mengambil-hikmah-dari-peristiwa-hijrah/
0 Response to "Khutbah Jum’at Bulan Muharram:( Mengambil Hikmah Dari Peristiwa Hijrah)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)