KHUTBAH JUM'AT (Amar Ma’ruf Nahi Mungkar)
Ziaroh Dimakom KH. Abdurahman Wahid / Gus dur)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ
الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah ……
Khotib berwasiat kepada diri pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu
bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan selalu melaksanakan perintah
serta menjauhi larangNya.
Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah …
Dalam khutbah ini saya akan menyampaikan
masalah yang berkenaan dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Sejenak marilah kita
amati dan cermati keadaan masyarakat kita, mereka tenggelam dalam kemungkaran,
kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala di antaranya
adanya kasus KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), manipulasi, penipuan,
perampokan, pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain sebagainya.
Sehingga kalau kita cermati banyak faktor
kenapa kemungkaran-kemungkaran itu dilakukan masyarakat. Di antaranya
faktor-faktor tersebut ialah:
1. Kebodohan umat terhadap ajaran Ad-din.
Masyarakat kita memang mayoritas muslim
tetapi mayoritas pula dari mereka tidak tahu dengan ajaran din-nya sendiri.
Sehingga kita ketahui banyak orang yang mengaku Islam, namun tidak mengetahui
apa ajaran Islam itu, apa yang diperintahkan Islam dan apa yang dilarang Islam.
Sehingga tidak jarang kita dapati orang yang melakukan kemungkaran namun ia
anggap itu hal biasa atau bahkan dianggap sebagai suatu kebenaran. Keadaan
seperti ini kalau kita biarkan maka akan terus berlanjut dan masyarakat kita
akan tetap tenggelam dalam kubangan lumpur kemungkaran. Tentu kita semua
berhasrat merubah keadaan masyarakat kita kepada yang lebih baik dalam takaran
syariat Islam. Maka mari kita ajak masyarakat untuk kembali mendalami ajaran
dien kembali kepada Islam secara keseluruhan. Firman Allah:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya saitan itu musuh yang nyata bagimu.”
(Al-Baqarah: 208)
Dan juga marilah kita kembali kepada
ajaran Islam yang murni yang utuh yang tidak tercampur dengan syirik, bid’ah,
khurafat dan takhayul. Ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah n kemudian beliau
wariskan kepada sebaik-baik generasi, generasi salafus-shalih yaitu para
shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.
Sidang Juma’ah yang dimuliakan Allah
…
2. Lemahnya Iman dan Godaan Syaithan
Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang melakukan kemungkaran
itu ia tidak tahu bahwa itu adalah kemungkaran akan tetapi ada kalanya karena
iman yang lemah sehingga lebih cenderung melakukan kemungkaran dengan anggapan
“Ah ini cuma dosa kecil.. ah cuma sekali saja”. Dari sini perlu kiranya kita
memperkuat iman kita sehingga mampu menangkis segala kemungkaran dan kemaksiatan.
Kita bisa bayangkan betapa indahnya hidup ini bila semua lapisan mempunyai iman
yang kuat. Yang menjadi rakyat kecil tidak akan mencuri atau merampok walaupun
hidup miskin. Karena ia tahu itu akan mendatangkan siksa Allah. Yang menjadi
pedagang tidak akan menipu karena ia tahu bahwa menipu itu dosa. Yang menjadi
pejabat tidak akan melakukan KKN, karena mereka tahu Allah akan mengadzabnya
kelak.
Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah
..
Sebenarnya kalau kita sadari bahwa ketika iman kita dalam keadaan
lemah sehingga mudah sekali digoyahkan maka pada saat itu pula sebenarnya kita
sedang diincar oleh musuh. Kita tidak bisa melihat musuh kita sedang ia selalu
mengintai kita, musuh kita adalah syaithan. Syaithan yang sudah sejak dulu
bersumpah akan selalu menggoda manusia supaya terjerumus ke dalam Neraka
Jahanam.
Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah ..
Demikian tadi dua faktor di antara faktor-faktor kenapa
kemungkaran-kemungkaran itu dilakukan manusia.
Kemungkaran itu akan terus berlanjut apabila sama-sama kita biarkan.
Tentu kita sebagai seorang Muslim tidak boleh tinggal diam. Karena kita
diperintahkan untuk mencegah kemungkaran. Sabda Rasul Shalallaahu alaihi
wasalam :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ
فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ
وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ.
Artinya: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka ia
harus mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan linsanya dan jika
tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah
iman.” (HR. Muslim)
Dan firman Allah:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran: 104)
Abu Ja’far Al-Bakir Radhiallaahu anhu berkata: Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam membaca kemudian beliau berkata: (Alkhoir) di sini
ialah mengikut Al-Qur’an dan sunnahku (Tafsir Ibnu Katsir 1/518)
Ibnu Katsir Rahimahullaah dalam tafsirnya mengatakan: “Hendaklah ada
segolongan dari umat ini berada pada posisi ini.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/518)
At Thabari berkata:
• Al-khair di sini ialah Islam dan syariatnya yang disyariatkan Allah
pada hambaNya.
• Al-Ma’ruf di sini ialah mengikut Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dan
dien Islam yang dibawanya.
• Al-Munkar di sini ialah kufur pada Allah, mendustakan Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam dan apa-apa yang dibawanya (Tafsir At Thabari, 4/26)
Juga dalam ayat ini disebutkan hendaklah ada segolongan dari kita
yang menyeru kepada kebajikan mencegah kemungkaran. Bagaimana kalau yang
melakukan kemungkaran itu dari Sabang sampai Merauke sedang yang menyeru hanya
segolongan orang apalagi sendirian, bagaimana kalau yang melakukan kemungkaran
itu di Sabang sedang segolongan yang mencegah berada di Mataram atau mungkin
yang satu di Jakarta dan yang satu lagi di Maluku. Maka yang namanya amar
ma’ruf nahi mungkar itu wajib kita tegakkan bersama dimana kita berada. Firman
Allah, artinya:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang
mungkar.” (QS. Ali Imran: 110)
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang benar umat di sini umum, yaitu
semua umat disetiap zamannya (Tafsir Ibnu Katsir, 1/519). Mujahid berkata: Kamu
akan menjadi sebaik-baik umat jika kamu mau beramar ma’ruf nahi munkar (Tafsir
Al-Qurtubi, 4/171) Juga firman Allah:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ
بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang
mukmin perempuan menjadi wali dari sebagiannya, menyeru kepada yang ma’ruf
mencegah dari yang mungkar.” (QS. At-Taubah: 71)
Ibnu Taimiyah berkata: Maka wajib atas setiap
muslim yang mampu, wajib di sini wajib kifayah dan menjadi wajib ain bagi yang
mampu bila tidak ada orang yang melakukannya (Al-Hisbah fil Islam: 12). Maka dalam hal ini mari kita ajak saudara-saudara kita semua kaum
muslimin untuk melaksanakan kewajiban ini. Firman Allah:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ
أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman
itu bersaudara”. (QS. Al-Hujurat: 10)
Persaudaraan ini harus tetap dipupuk untuk menyatukan langkah
menghimpun kekuatan untuk bersama-sama menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Sidang Jum’ah yang di muliakan Allah
..
Marilah Kita memohon
kepada Allah agar diberi kekuatan bashirah untuk membedakan antara yang hak dan
yang batil, yang ma’ruf dan yang mungkar, kemudian kita bersama-sama menegakkan
yang ma’ruf dan memberantas segala bentuk kebatilan dan kemungkaran.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Amar Ma’ruf Nahi Mungkar)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)