Khutbah Idhul Fitri : BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
بسم الله الرحّمان الرّحيم
الله اكبر( 9x ) ولله الحمد
اَلحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىَ انْزَلَ شَهْرَ رَمَضاَنَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ الاَّ اللهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَلَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى محمّد عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ وَعَلَى آَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ: أَمَّابَعْدُ
فَيَا اَيُّهَ المُحَضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْن
قَالَ الله تَعَلَي فِي الكِابِ الكَارِمِ:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
صَدَّقَ اللهُ الْعَظِمَ وَ صَدَّقَ رَسُوْلُ اللهِ الْكَرِمَ
Jamah ‘idul fitri yang dimuliakan Allah,
Puji syukur mari kita panjatkan kehadiran Allah swt,
yang telah melimpahkan rahmat kepada kita dengan diturunkannya Alqur’an kepada
kita sebagai petunjuk dan pembeda antara yang hak dan batil
Salam dan sholawat mari kita sanjungkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad berserta keluarga sahabat dan para
pengikutnya.
Allah swt berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
“Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk bergaul dengan kedua
orang tuanya dengan baik” (Al AnKabut:8).
Oleh karena itu judul kutbah yang akan saya bawakan
pada pagi hari ini adalah:
BERBAKTI
KEPADA KEDUA ORANG TUA
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Dalam kitab suci Alqur’an sering kita temui Allah
meyebut eksistensi dirinya dengan kata “kami”, yang dalam bahasa kita berarti Dia
bersama yang lainnya.
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Menurut para mufasir Allah menggunakan istilah “kami”
dalam Alqur’an tersebut karena ia hendak memuliakan atau mengangkat
derajat makhluk-Nya yang ia manfaatkan sebagai perantara, sebagai misal
pemakaian kata tersebut adalah dalam penciptaan manusia.
Siapa yang Ia muliakan dalam hal ini? Tentu yang
menjadi perantara lahirnya manusia yaitu Ayah dan Ibu kita. Maka dari itu
Allah berfirman dalam surat Al An kabut ayat 8:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
“Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk bergaul
dengan kedua orang tuanya dengan baik” (Al AnKabut:8).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id
rahimakumallahi
Dengan perantara kedua orang tua itulah Allah
menurunkan rahmatNya atau kasih sayang-Nya kepada kita. Sembilan bulan Ibu
mengandung kita, penuh dengan kasih sayang dan do’a, meskipun kita masih dalam
kandungan, ia bela demi keselamatan kita dengan segenap harta dan
tenaga, penuh dengan kepayahan untuk kelahiran kita. Inilah
sebenarnya rahmat Allah yang dicurahkan kepada kita melalui ibu dan bapak kita,
maka dari itu pada ayat lain Allah memperingatkan kita dengan firman-Nya:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya, di mana ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu. (Luqman: 14).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Jerit tangis kelahiran kita disambut penuh suka cita
oleh orang tua kita, Ibu begitu sayang kepada kita, kita
disuapinya karena kita belum bisa makan sendiri, ia bersihkan kotoran
kita karena kita belum bisa bersuci sendiri, ia selimuti kita agar kita tidak
kedinginan bahkan kita selalu dalam dekapannya ketika badan kita panas karena
sakit, iapun ikut merintih sedih ketika kita merintih kesakitan.
Namun ketika kita senyum tertawa seluruh bumi dan
seisinya seakan juga ikut tertawa, begitulah sambutan kepada seorang hamba yang
masih suci.
Siti Aisyah r.a pernah ditamui seorang wanita yang
kelaparan dengan membawa dua anaknya, yang satu dalam gendongan
ibunya. Aisyah hanya memiliki 3 (tiga) biji kurma kemudian ia berikan
kurma tersebut kepada mereka, oleh sang ibu kurma itu dibagi kepada dua
anaknya dan satu adalah bagian ibu itu sendiri
Tidak hendak ibu itu memakan kurma bagiannya.
Setelah anak-anaknya menghabiskan kurma, anak-anak itu
melihat ibunya, tidak tahan melihat anaknya yang masih menginginkan makanan,
maka kurma bagiannya dibagikan kepada kedua anaknya. Si Ibu memilih tidak
makan kurma sama sekali.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Maka dari itu ketika Nabi ditanya oleh seorang
lelaki:”Siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah
menjawab:”Ibumu!”,” Lalu siapa?” Rasulullah menjawab:”
Ibumu!”," Lalu siapa ?” Rasulullah menjawab :” Ibumu!”
Sekali lagi orang itu bertanya :”Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab
:”Bapakmu?” (HR Bukhori dan Muslim).
Demikian Rasul mengajarkan kita untuk lebih memuliakan
Ibu kita. Artinya begitu besar peran seorang ibu sebagai perantara
turunnya rahmat Allah swt kepada kita, bahkan dalam sebuah teori menyebutkan
bahwa peradaban manusia itu diawali oleh peran wanita sebagai seorang ibu pada
waktu itu. Teori tersebut mengungkapkan bahwa:
Ketika peradaban pertanian belum terbentuk, laki-laki
berperan sebagai pencari makanan dengan melakukan perburuan, sedang wanita
berdiam digoa-goa untuk merawat anaknya. Suatu saat anak menangis
kelaparan sedang laki-laki tidak berada di tempat. Kebingungan seorang
ibu terpecahkan setelah ia melihat adanya bekas umbi-umbian yang berserakan
di sekitar gua itu tumbuh kembali, kemudian diambilah umbi-umbian itu untuk
menutupi rasa lapar anaknya. Dari situ kemudian timbul pemikiran bagi ibu itu
untuk menanam umbi-umbi tersebut di sekitar goa. Maka sejak itu
terbentuklah peradaban pertanian.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Maka dari itu ketika ada seorang hamba yang
durhaka kepada kedua orang tuanya Allah SWT ikut murka, Rasul bersabda:
فَمَنْ اَرْضَي وَالِدَيْهِ فَقَدْ اَرْضَي خَالِقَهُ وَمَنْ اَسْخَطْ وَالِدَيْه فَقَد اَسْخَطْ خَالِقَهُ
“Maka barang siapa meridhakan dua orang tuanya,maka sungguh dia
telah meridhakan Penciptanya, dan barang siapa memurkakan dua orang
tuanya, maka dia sungguh telah memurkakan Penciptanya” (Tambihul Ghofilin).
Bahkan rasul bersabda durhaka terhadap orang tua itu
merupakan salah satu dari 3 dosa besar. Bersabda Rasulullah SAW
اَلاَ أُنْبِئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ
“Apakah kalian mau kuberitahukan mengenai dosa yang paling
besar?”
Para sahabat menjawab:”Benar wahai Rasulullah”: Beliau lalu
Rasul bersabda:
ألاِشْرَاكُ بِااللهِ وَ عُقُوقُ الوَالِدَيْنِ وَ قَوْلُ الزُّوْرِ
“Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan
ucapan (sumpah) palsu.”(HR Bukhori)
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Setiap orang tua menghendaki anaknya menjadi orang
yang sholeh, namun banyak sekali anak manusia yang tidak menyadari kehendak
orang tua tersebut:
-
Bagi mereka yang masih dalam bimbingannya ibu dan ayah mereka menginginkan
anaknya menjadi anak yang pandai di sekolah, rajin ibadah tekun belajar agama.
-
Bagi mereka yang telah berumah tangga ibu dan ayah mengharapkan menjadi
pemimpin dalam kebajikkan dalam rumah tangga dan masyarakatnya.
Pendek kata Ayah dan ibu menginginkan anaknya menjadi
anak yang sholeh.
Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Namun sekarang banyak sekali anak manusia yang
menyayat-nyayat hati kedua orang tua mereka baik ketika orang tua mereka masih
hidup di dunia maupun pada saat keduanya telah berada di alam kubur.
Banyak di kalang anak muda yang membiasakan
meminum-minuman keras, merokok sebagai latihan untuk menghirup
narkoba, selalu berjingkrak ria tidak pernah berpikir masa depan, padahal
kebahagian orang tua itu berada pada kedewasaan mereka. Mari kita
perhatikan Firman Allah SWT berikut;
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (Al
Hysr:18)
Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Demikian pula bagi kalangan kaum dewasa yang telah
berumah tangga. Banyak di antara mereka yang pandai berteori
membolak balikan logika, mencampur adukkan antara yang hak dan yang
batil, demi meraih harta, kedudukan dan gengsi di hadapan manusia.
Berdagang penuh dengan tipuan, memanfaatkan uang
negara untuk mencapai kedudukan, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai
kepuasan yang sesaat. Apakah mereka tidak menyaadari bahwa’
Sesuap makanan yang haram masuk kedalam badan
menyebabkan do’a tidak diterima selama 40 hari. Mereka mestinya berpikir berapa
banyak barang yang mereka kuasai yang menyebabkan batalnya do’a;
Bila do’a kita selalu tertolak maka orang tua yang
berada di alam sana tidak pernah siram siram kesejukan, padahal hanya
itulah yang diharapkan oleh mereka. Ini berarti bahwa kita secara tidak
langsung telah mendurhakai kedua orang kita sendiri.
Inilah tanda bagi mereka yang semakin tinggi jabatan,
memanfaatkan jabatannya itu untuk selingkuh, dusta dan korup.
Na’udzubilahimin dzalik.
Ini menggambarkan bahwa semakin tambahah usia
semakain tambah pula kebodohannya. Allah SWT tidak mengampuni
orang yang demikian kecuali bertobat. Mari kita perhatikan Firman
Allah SWT berikut:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ءَامَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًا
Sesungguhnya orang yang beriman kemudian mereka kafir
kemudian beriman kemudian kafir dan bertambah kekafirannya, sekali-kali Allah
tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan memberi petunjuk kepada mereka. "(An Nisa: 137)
Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Allah SWT masih sayang kepada kita Ia selalu
menghendaki agar hambanya dapat menikmati seluruh rahmat-Nya
di akhirat kelak. Setiap tahun kita diseru untuk berpuasa di bulan
romadhan, dengan tujuan agar kita mampu mengendalikan napsu yang mudah
terpancing berbuat kebejatan, dengan cara mengekang dengan paksa untuk tidak
makan dan minum, tidak berkata kotor, tidak mendengar yang tidak baik,
dan menjauhkan lintasan pikiran dari hal-hal yang jorok.
Pemaksaan semua itu bagaikan pembakaran jiwa, agar
kuman-kuman pembawa penyakit kebejatan moral yang melekat pada diri kita
musnah terbakar. Oleh karena itu selain mengandung makna “pengendalian”
shoum atau puasa juga mengandung makna “pembakaran.” Semoga puasa
kita pada hari-hari kemarin diterima di sisi Allah swt.
Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Hari ini kita bersimpuh dihadapan Allah. Hari
ini tidak ada kaum muslim yang menjerit kelaparan, hari ini para malaikat
menyambut gembira kehadiran di pintu depan rumah kita ,di jalan-jalan, di
gang-gang dan di pintu2 masjid sambil memohon ampunan untuk kita,
sementara kita bertakbir mengaggungkan nama Allah.
Allahu Akbar 3x Wa lillahilhamd.
Seharusnya kita sadar sepenuhnya bahwa hari ini adalah
awal dari dari perjalanan kita untuk mengarahkan langkah ke jalan yang
lurus, bertekad untuk tidak mengulangi kebengkokan yang telah kita buat pada
hari-hari kemarin.
Ke depan,
Mari kita makmurkan masjid kita ini dengan sholat
berjamaan. Seharusnya kita merasa malu mengapa masjid yang megah
ini hanya kita ramaikan di bulan puasa saja di hari2 lain kita tinggalkan sepi.
Ke depan
Mari kita tunaikan zakat dan perbanyak sedekah untuk
menggangkat saudara-saudara kita yang fakir dan miskin,
Seharusnya kita merasa malu mengapa tidak menyegerakan
sedekah dan menunaikan ibadah haji, padahal Allah telah memberikan rezeki
yang melimpah kepada.
Rasul bersabda bahwa orang yang cerdas adalah orang
yang berpikir untuk menyambut kematian.
Untuk menyambut kematian yang sudah pasti itu bekal
apa yang sudah kita persiapkan? Mungkin besuk kita akan meninggal.
Oleh karena itu mulai hari ini mari kita tinggalkan,
kebodohan, kekenyolan, kemubadziran dan kepura-puraan
yang menyesatkan.
Mari kita pelihara perolehan yang kita dapat di bulan
puasa kemarin untuk meningkatkan kwalitas hidup kita, sehingga kita termasuk
golongan orang yang cerdas di hadapan Allah swt. Amiin.
Semoga kita masih diberi kesempatan bertemu dengan
bulan ramadhan yang akan datang. Amiin.
بَارَكَ اللهُ لِئ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْ اَنِ الْعَظِمَ
وَنَفَعَنِئ وَ أِيَكُم بِا لاَيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمَ
وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ اَنْتَ خَيْرٌ الَّحِمِيْنَ
0 Response to "Khutbah Idhul Fitri : BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA "
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)