KHUTBAH JUM'AT ( Empat Amal Terberat Menurut Sayyidina Ali )
KHUTBAH PERTAMA
ان الحمد لله
الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا
وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له.
شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم
صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد.
فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama saling
mengingatkan agar menjaga dan meningkatkan ketaqwaan diri kita dan juga
keluarga kita. Disamping itu, perlu juga kita mementingkan ketaatan kita dengan
melakukan berbagai amal kebaikan yang dapat memperbanyak pahala.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
Dalam rangka itulah khotbah kali ini, khatib ingin
memaparkan empat macam amal yang menurut Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah
dianggap paling berat untuk dilakukan seorang muslim. Imam Ali Karramallahu
Wajhah pernah berkata bahwa ada empat amal yang berat untuk dilakukan. Pertama
adalah al’afwu ‘indal ghadhab memberi maaf ketika dalam keadaan emosi.
Memberikan maaf bukanlah hal yang mudah apalagi ketika dalam keadaan emosi.
Untuk itulah Rasulullah saw pernah mengajari para sahabat untuk mengambil air
wudhu untuk meredamkan marah. Karena marah merupakan bentuk lain dari api
syaitan yang menyala-nyala, dan api itu hanya bisa dikalahkan oleh air wudhu.
،
عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ
خُلِقَ مِنْ النَّارِ ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ ، فَإِذَا غَضِبَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ .
Demikianlah kondisi manusia ketika marah yang sulit
sekali mengendalikan diri, oleh karena itu jika seseorang dalam keadaan marah
masih bisa memberikan maaf kepada orang lain, maka sungguh itulah amal yang
berat.
Oleh karena itu, Allah swt menjamin siapapun yang
dapat mengendalikan emosi dan amarahnya selamat dari siksaan api neraka .
Demikian keterangan sebuah hadits yang berbunyi:
من كف غضبه
كف الله عنه عذابه
Barang siapa yang mampu
mengendalikan amarahnya, maka Allah akan mengendalikan (menjauhkan ) siksa-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Amal berat kedua adalah al juudi fil ‘usroh menjadi
pemurah dan dermawan ketika kondisi ‘saku’ (keuangan) kita sedang sempit atau
tidak mapan. Menjadi dermawan bukanlah perkara gampang, apalagi berlaku
dermawan ketika kondisi keuangan sangat menipis. Oleh karena itu Allah swt
memposisikan orang dermawan sangat dekat dengan-Nya. dalam sebuah hadits
diterangkan:
السَّخِيُّ
قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنْ
النَّارِ
Bahwa orang yang dermawan dekat dengan
Allah, dekat dengan surge, dekat dengan masyarakatnya dan jauh dari neraka
Hadits ini bukanlah sekedar hadits motifasi, tetapi
merupakan petunjuk dan rambu-rambu bagi siapapun yang ingin memposisikan diri
dekat dengan Allah swt, maka hendaklah ia menjadi orang yang dermawan. Baik
dalam kondisi longgar, lebih-lebih dalam kondisi sesak.
Katiga, adalah al-iffah fil khulwah,yaitu
menghindarkan diri dari tindakan haram dalam keadaan sepi tanpa ada siapapun
yang melihatnya. Amal ketiga ini merupakan ujian akan keikhlasan seseorang
dalam beramal. Bahwa untuk melakukan ataupun menghindari dosa seseorang tidak
perlu memperhatikan orang di lingkungannya. Karena jika seseorang melakukan
sesuatu (amal) karena orang lain akan disebut riya, dan jika meninggalkan sesuatu
karena orang lain menjadi syirik. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Iyadh
قول ابن
العياض; ترك العمل لأجل الناس رياء ، والعمل لأجلهم شرك
Ibnu Iyadh, bahwa tidak melakukan sesuatu karena
manusia adalah riya, dan melakukan sesuatu karena manusia adalah syirik
Jama’ah Rahimakumullah
Keempat, adalah qaulul haq liman yahofuhu au
yajuruhu, yaitu berkata yang haq di depan orang yang ditakuti atau
diharapkan. Jelas sekali materi terakhir ini berhubungan dengan
kejujuran. Karena kebanyakan orang berbicara menyesuaikan atau melihat siapa
yang diajak bicara. Seringkali orang akan membicarakan hal-hal yang disukai
lawan bicaranya, apalagi jika lawan bicaa itu adalah orang yag ditakuti kareha
hubungan kerja atau hubungan keluarga. Dengan kata lain amal terberat ke eempat
ini merupakan usaha meghindarkan diri dari kebiasaan menjilat. Baik menjilat
kepada atasan atau kepada orang yang diharapkan
Dengan demikian materi keempat ini sesuai dengan
peribahasa:
قل الحق ولو
كان مرا
Katakanlah kebenaran waluapun pahit
adanya.
Demikianlah khotbah Jum’ah kali ini, meskipun
sekelumit semoga bermanfaat.
وَالْعَصْرِ –
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ – إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT ( Empat Amal Terberat Menurut Sayyidina Ali )"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)