Khutbah Jum’at: 5 Bencana Yang Akan Menimpa Umat Islam
Khutbah Pertama
اَلحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَحْمَدُهُ
عَلَى صُنُوْفِ نِعْمُهِ. اَشْكُرُهُ
عَلَى خَيْرِالْقَدْرِ وَشَرِّهِ. وَاسْتَزِيْدُهُ
مِنْ جَزِيْلَ عَطَائِهِ وَبِرِّهِ. اَشْهَدُ
اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَنْ اَوْجَدَهُ
بَعْدَ عَدَمِهِ, وَامْتَزَجَ
تَوْحِيْدُهُ بِلَحْمِهِ وَدَمِهِ, وَاَشْهَدُ
اَنَّ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ
مِنْ بَرِيَّتِهِ, اَلْمَخْصُوْصُ
بِوَحْيِهِ وَرِسَالَتِهِ. اَللَّهُمُ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ المُوْفِيْنَ بِعَقْدِ ذِمَّتِهِ وَاِيْمَانِهِ. اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ
وَاِيَّايَ بِتَّقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Ma’asyiral
muslimin, sidang Jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya pada
kesempatan khotbah Jum’at (siang hari ini) khotib berwasiat, hendaknya kita
bersama-sama sejenak bermu-hasabah untuk meningkatkan iman dan taqwa kita
kepada Allah Ta’ala, taqwa dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu dengan
menumbuhkan rasa takut kepada siksa dan adzab Allah, menjalan-kan semua
perintahNya serta menjauhi semua laranganNya.
Ma’asyirol
Muslimin … arsyadakumullah
Ada banyak hal yang
patut kita cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa
umat Islam dewasa ini. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah
mengingat-kan kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya
menimpa orang-orang zhalim di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an
Dan perihalah dirimu
dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (QS. An-Anfal: 25).
Imam Ahmad bin Hambal
juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ
اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ
يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ
بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى
مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika
timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada
mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu
orang-orang shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan
Allah perbuat kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada
mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan
maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.”
(HR. Imam Ahmad, VI/304, Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini perawinya
terpercaya).
Ma’asyirol
muslimin … sidang Jum’at yang berbahagia.
Demikianlah bila suatu
kaum sudah bermaksiat dan menen-tang perintah-perintah Allah serta mengkufuri
nikmat-nikmatNya, maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan
kepada mereka baik kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu
bagaimanakah dengan kita yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai
di dalamnya kemaksiatan, kemungkaran dan penyelewengan-penyelewengan moral.
Adakah kita sudah meng-ingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih,
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an.
Yang artinya: ”Dan
Allah telah membuat suatu perumpa-maan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman
dan tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan
tetapi penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka
perbuat”. (QS. An-Nahl: 112Ayat di atas menggambarkan dengan jelas betapa Allah
akan membinasakan sebuah negeri yang penduduknya berbuat zhalim dan mengingkari
nikmat-nikmat Allah, sehingga Allah menimpakan kepada mereka siksaNya berupa
kelaparan dan ketakutan.
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:
- Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terus terang kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka wabah dan berbagai penyakit (tho’un) yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.
- Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya niscaya mereka akan ditimpa dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun serta berkuasanya penguasa-penguasa yang zhalim.
- Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari atas langit kepada mereka dan kalaulah bukan karena binatang ternak niscaya Allah akan menahan turunnya hujan selama-lamanya.
- Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Allah dan RasulNya melainkan Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.
- Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitabullah dan tidak memilih yang terbaik dari apa yang Allah turunkan kecuali Allah turunkan kepada mereka kesengsaraan (perpe-cahan) di antara mereka.” (HR. Imam Ibnu Majah, 4019, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Ma’ashiral
muslimin sidang Jum’at yang berbahagia.
Demikianlah dengan
tegas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan kaum
muhajirin tentang lima bencana yang akan menimpa umat ini, yang pertama
bahwa bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan
terang-terangan, perjudian yang semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan
perzinaan serta kasus-kasus perkosaan yang hampir setiap hari menghiasi halaman
surat kabar, maka sungguh Allah akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut
bencana dengan wabah penyakit (tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan
tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan
pada penghujung tahun 1980 adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan moral
yang dilakukan manusia. Di dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, Prof. Dr.
J. Man mengatakan bahwa penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam
satu menit, dan pada dekade tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids
mencapai 110 juta jiwa, yang berarti satu di antara lima puluh penduduk dunia
dinyatakan positif mengidap menyakit tersebut, sedangkan 65% penderitanya adalah
anak-anak remaja (ABG). Adapun penu-larannya 90% adalah melalui hubungan badan
di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan yang sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua,
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah
mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum
tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya
pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin
yang akan menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga:
Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani,
pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya,
kemudian mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada
mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan
bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan
hujan selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang
ternak dibandingkan orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat
hartanya.
Yang keempat:
Tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya,
melainkan Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari
golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang
kelima: Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka,
imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an,
maka Allah akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara
mereka. Dalam kaitannya berhukum dengan selain hukum Allah (Kitabullah),
setelah iqomatul hujjah sampai kepada mereka.
Sahabat Ibnu Abbas berkata:
Sahabat Ibnu Abbas berkata:
مَنْ جَحَدَ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَقَدْ كَفَرَ
“Siapa yang
menolak apa yang diturunkan oleh Allah, maka telah kafir”. (Lihat Tafsir
Al-Thobari, VI/149).
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah berkata:
وَمَتَى تَرَكَ الْعَالِمُ مَا عَلِمَهُ مِنْ كِتَابِ
اللهِ وَسُنَّةِ رُسُوْلِهِ وَاتَّبَعَ حُكْمَ الْحَاكِمِ الْمُخَالِفِ لِحُكْمِ
اللهِ وَرَسُوْلِهِ كَانَ مُرْتَدًّا كَافِرًا يَسْتَحِقُّ الْعُقُوْبَةَ فِي
الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.
“Dan kapan
saja seorang alim meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah (Al-Qur’an)
dan Sunnah Rasul-Nya lalu mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang bertentangan
dengan hukum Allah dan RasulNya, maka ia telah murtad dan kafir serta pantas
baginya mendapatkan siksa di dunia dan di akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 35/373).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
إِنِ اعْتَقَدَ أَنَّ الْحُكْمَ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ غَيْرَ
وَاجِبٍ وَأَنَّهُ مُخَيَّرٌ فِيْهِ مَعَ تَيَقُّنِهِ أَنَّهُ حُكْمُ اللهِ، هَذَا
كُفْرٌ أَكْبَرُ.
Yang artinya: “Jika
seseorang berkeyakinan bahwa berhukum dengan hukum Allah adalah tidak wajib,
dan meyakini bahwa boleh memilih (antara berhukum dengan hukum Allah ataupun
tidak) serta berkeyakinan bahwa yang demikian itu adalah hukum Allah juga, ini
adalah kufur akbar.” (Madarijus Salikin, I/337).
Ma’asyiral
Muslimin … Sidang Jum’at yang berbahagia.
Bila kita mencermati
lebih dalam sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang
dibinasakannya umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang
datang kemudian.
بَارَكَ اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي
وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع
اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
0 Response to "Khutbah Jum’at: 5 Bencana Yang Akan Menimpa Umat Islam "
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)