KHUTBAH JUMAT ( Fadhilah Membahagiakan Orang Lain )
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ
بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ
نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ
بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا
بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin
Jama’ah Jum’ah Yang Mulia
Kami
berwasiat kepada pribadi kami sendiri beserta Anda semua, mari kita
bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu
berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjahui larangan-larangannya.
Hadirin
jama’ah jum’ah yang mulia
عَنْ اَبِىْ مُوْسَى رَضِىَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ، قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ اَفْضَلُ ؟
Suatu
ketika, sahabat Abu Musa RA matur kepada Baginda Nabi Muhammad SAW “Ya
Rasulullah, orang muslim seperti apa yang paling utama?”
"قال
"مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ"
Nabi
bersabda “Muslim yang paling utama adalah seorang muslim dimana orang-orang
muslim (lainnya) selamat dari keburukan mulut dan tangannya”.
Maksudnya,
setiap muslim yang paling utama adalah seorang muslim yang tidak merugikan
orang lain, baik melalui lisan atau tidakannya.
Dengan
adanya hadis ini, maka, mari kita bermawas diri, introspeksi diri, bagaimana
kita bertetangga, bermasyarakat, sudah benar apa belum, sudah menciptakan
manfaat apa justru hanya membuat masalah yang merugikan orang lain.
Mari
kita perbaiki hidup kita dengan cara membenahi cara kita berkumpul,
sukur-syukur bisa memberi manfaat kepada orang lain.
Nabi
Muhammad SAW bersabda
خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ
لِلنَّاسِ
Sebaik-baik
orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama.
Lebih
baik lagi jika kita mampu menciptakan kebahagiaan orang lain, menjadi orang
yang melegakan semua pihak.
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ
رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : إِنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنَّ اَحَبَّ الْاَعْمَالِ اِلَى اللهِ بَعْدَ
الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ.
Hadis
riwayat Ibnu Abbas RA, bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda “sesungguhnya
amal yang paling disukai Allah SWT setelah melaksanakan berbagai hal yang wajib
adalah menggembirakan muslim yang lain.
Hadirin
jama’ah jum’ah yang mulia
Adapun
cara membuat gembira bisa dengan tindakan yang bermacam-macam. Yang terpenting
adalah selama tidak melanggar aturan syara’. Bisa dengan perkataan yang
menyenangkan, bisa dengan sikap rendah hati, tidak merasa yang paling mulia
sendiri, menghormati hak-hak orang lain dan sebagainya.
رُوِيَ، مَنْ اَدْخَلَ
عَلَى مُؤْمِنٍ سُرُوْرًا، خَلَقَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ السُرُوْرِ سَبْعِيْنَ اَلْفَ
مَلَكٍ، يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Dalam
kitab Al ‘Athiyyatul Haniyyah dijelaskan “Barang siapa yang membahagiakan orang
mukmin lain, Allah Ta’ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan
memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan
orang lain.
Bahkan
dalam kitab Qomi’uth Thughyan diceritakan, Ada orang yang berlumur dosa, namun
kemudian Allah melebur dosa-dosanya. Baginda Nabi bertanya kepada malaikat
Jibril “sebab apa gerangan Allah mengampuni dosa-dosa orang itu?” malaikat
Jibril menjawab
"لَهُ
صَبِيٌّ صَغِيْرٌ، فَاِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ يَسْتَقْبِلُهُ، فَيَدْفَعُ اِلَيْهِ شَيْئًا
مِنَ الْمَأْكُوْلاَتِ اَوْ مَا يَفْرَحُ بِهِ، فَاِذَا فَرِحَ الصَّبِيُّ يَكُوْنُ
كَفَّارَةً لِذُنُوْبِهِ.
Karena
ia memiliki anak kecil, ketika pulang dari bepergian, saat ia masuk ke
rumahnya, ia disambut putranya yang masih kecil, ia memberikan buah tangan yang
membuat sang buah hati bahagia.
Kebahagiaan
anak inilah yang mengakibatkan ia memperoleh “Kaffarotudz dzunub” dosa yang
diampuni.
Hadirin
jama’ah jum’ah yang mulia
Walhasil,
kesimpulannya :
Jangan sampai merugikan orang lain
Sebisa mungkin kita berusaha menjadi orang
yang dapat memberi manfaat kepada orang lain, membahagiakan orang lain,
melegakan hati orang lain, menghormati hak-hak sesama.
Jika
hidup kita demikian, artinya, menghormati hak-hak orang lain, berusaha membahagiakan
sesama, insya Allah kita akan selamat, tentram dan dijauhkan dari hal-hal yang
tak disukai.
Semoga
Allah SWT membrikan ridlo kepada kita semua, hidup kita selalu dibina,
dibimbing menuju ridlo-Nya, amin ya Robbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ
اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Sumber : http://www.nu.or.id.
0 Response to "KHUTBAH JUMAT ( Fadhilah Membahagiakan Orang Lain )"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)