KHUTBAH JUM'AT (Seorang Teman, Peranan Dan Dampaknya Bagi Seseorang)
KHUTBAH
PERTAMA
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدِ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا، أَمّا بَعْدُ … يَاأَيّهَا
الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Jum’at Rohimakumullah
Mari kita tingkatkan ketakwaan
kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, yaitu
mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya serta menjauhi apa yang dilarang
oleh-Nya ..
Jamaah Jum’at Rohimakumullah
Tidak ada seorang manusiapun di
muka bumi ini yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah mahluk
sosial yang pasti membutuhkan lingkungan dan pergaulan. Di dalam pergaulannya
tersebut seseorang akan memiliki teman, baik itu disekolahnya, di tempat
kerjanya ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga tidak ditampik lagi
bahwa teman merupakan elemen penting yang berpengaruh bagi kehidupan seseorang.
Islam sebagai agama yang
sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab dan batasan-batasan di
dalam pergaulan. Sebab betapa besar dampak yang akan menimpa seseorang akbiat
bergaul dengan teman-teman yang jahat dan sebaliknya betapa besar manfaat yang
dapat dipetik oleh seseorang yang bergaul dengan teman yang shalih.
Banyak di antara manusia yang
terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan
teman teman yang tidak baik dan banyak pula di antara manusia yang mereka
mendapatkan hidayah disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.
Di dalam sebuah hadits Rasullullah Shallallaahu
alaihi wa Salam menyebutkan tentang peranan dan dampak seorang teman:
مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيْسِ
السُّوْءِ كَمَثَلِ حَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الكِيْرِ،
فَحَامِلِ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيْكَ أَوْ
تُبْتَاعَ مِنْهُ أَوْ تَجِدُ رَائِحَةً طَيِّبَةً
وَنَافِخُ الكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ
أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رَائِحَةً خَبِيْثَةً.
“Perumpamaan teman
duduk yang baik dengan teman duduk yang jahat adalah seperti penjual minyak
wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi tidak melewatkan kamu,
baik engkau akan membelinya atau engkau tidak membelinya, engkau pasti akan
mendapatkan baunya yang enak, sementara pandai besi ia akan membakar bujumu
atau engkau akan mendapatkan baunya yang tidak enak.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Berdasarkan hadits tersebut
dapat diambil faedah penting bahwasanya bergaul dengan teman yang shalih
mempunyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya baik, yaitu:
Kita akan menjadi baik atau kita
akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman kita. Sedang bergaul dengan teman
yang tidak baik juga mempunyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya jelek, yaitu: Kita
akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan
teman kita.
Jamaah Jum’at Rohimakumullah
Bahkan Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam menjadikan seorang teman sebagai patokan terhadap baik dan
buruknya agama seseorang, oleh sebab itu Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam memerintahkan kepada kita agar memilah dan memilih kepada siapa kita
bergaul.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
“Seseorang berada di atas
agama temannya, maka hendaknya seseorang di antara kamu melihat kepada siapa
dia bergaul.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dengan
Sanad yang saling menguatkan satu dengan yang lain)
Dan dalam sebuah syair disebutkan:
عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ
قَرِيْنِهِ، فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِيْ.
Jangan tanya tentang
seseorang, tapi tanya tentang temannya, sebab orang pasti akan mengikuti
kelakukan temannya.
Demikianlah karena memang fitroh
manusia cenderung ingin selalu meniru tingkah laku dan keadaan temannya.
Para Salafusshalih sering
menyampaikan kaidah bahwa:
الْقُلُوْبُ
ضَعِيْفَةٌ وَالشُّبَهُ خَطَّافَةٌ.
Hati itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar.
Sehingga pengaruh kejelekan akan
lebih mudah mempenga-ruhi kita dikarenakan lemahnya hati kita.
Jamaah Jum’at Rohimakumullah
Seorang teman memberikan pengaruh yang besar dalam
kehidupan kita, janganlah ia menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti
dikarenakan bujuk rayu dan pengaruhnya sehingga kita tergelincir dari jalan
yang haq dan terjerumus dalam kemak-siatan.
Renungkanlah baik-baik firman
Allah berikut ini:
وَيَوْمَ يَعُضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ
يَقُوْلُ يَلَيْتَنِيْ اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا﴿ 27﴾ يَوَيْلَتَى
لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا(28) لَقَدْ أَضَلَّنِيْ عَنْ
الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاءَنِيْ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْاِنْسَانِ
خَذُوْلًا(29).
“Dan ingatlah hari ketika
orang-orang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata: Aduhai kiranya aku
dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu
aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah
menyesatkan aku dari Al-Quran sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan adalah
syetan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)
Lihatlah bagaimana Allah
menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku
maksiat sebagai teman-temanya ketika di dunia sehingga di akhirat menyebabkan
penyesalan yang sudah tidak berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari
hisab bukan hari amal sedang di dunia adalah hari amal tanpa hisab.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ
كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Sumber: Kumpulan khutbah jum'at ponpes sabilul Hasanah.
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Seorang Teman, Peranan Dan Dampaknya Bagi Seseorang)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)