KHUTBAH JUM'AT (Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim)
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْوَلِيِ الْحَمِيْدِ ،
اَلْعَظِيْمِ الْمَجِيْدِ ، اَلْفَعَّالِ لِمَا يُرِيْدُ ، ذِيْ الْعَرْشِ
الْمَجِيْدِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ شَهَادَةٌ مُقِرّ لَهُ بِالتَّوْحِيْدِ ، مُنَـزِّهٌ لَهُ عَنِ الشَرِيْكِ
وَالنَّدِيْدِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أُوْلِي
الْفَضَائِلِ وَالمَكَارِمِ وَكُلِّ خُلِقَ حَمِيْدِ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ :
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ، وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ
وَالْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ
وَيَرَاهُ ، وَتَقْوَى اللهَ جَلَّ وَ عَلَا : عَمَلٌ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى
نُوْرٍ مِنَ اللهِ رَجَاءَ ثَوَابَ اللهِ ، وَتَرْكٌ لِمَعْصِيَةِ اللهِ عَلَى
نُوْرٍ مِنَ اللهِ خِيْفَةَ عَذَابِ اللهِ .
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Ketahuilah tujuan yang paling utama dari syariat adalah mengesakan pengatur
alam semesta langit dan bumi ini. kita realisasikan pengesaan Allah SWT
ini dengan merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya. Demikian juga dengan
menghadapkan diri kepada-Nya dengan takut dan penuh harap, sujud dan rukuk,
mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya dan berlepas diri dari kesyirikan baik yang
kecil ataupun yang besar, yang tampak maupun yang tersembunyi. Inilah tujuan
penciptaan kita manusia. Allah SWT berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Dengan tauhid
seorang hamba akan hidup dengan kehidupan yang sebenarnya. Ia akan mendapatkan
ridha dari yang Yang Maha Pengasih, akan berhasil dengan kemuliaan dan
kenikmatan surga. Sebaliknya, tanpa tauhid seseorang akan hidup layaknya
hidupnya hewan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
“…Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqon: 44).
Orang yang
tidak bertauhid, hakikatnya mereka adalah mayit, walaupun mereka berjalan di
bumi. Hanya orang-orang yang bertauhidlah yang hidup dengan sepenuhnya dan
hidup dalam arti yang sebenarnya. Allah Ta’ala berfirman,
أَوَ مَن كَانَ مَيْتاً فَأَحْيَيْنَاهُ
“Dan apakah orang yang sudah
mati kemudian dia Kami hidupkan…” (QS. Al-An’am: 122).
Maksudnya, kami hidupkan
dengan keimanan dan tauhid.
Dengan
tauhid, sebuah negara akan menjadi negeri yang aman aman, tenang dan bahagia
rakyatnya.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم
بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82).
Dengan tauhid kebahagiaan
dan ketenangan individu pun diperoleh. Allah SWT berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم
بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).
Petunjuk
tersebut akan membahagiakan seseorang dan orang-orang yang mengikutinya.
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Dengan
tauhid hati seseorang akan bersih dari keragu-raguan, kebimbangan, was-was, dan
pemikiran-pemikiran yang hina. Tauhid akan membuat seseorang tenang, nyaman,
dan merasakan ketentraman. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2)
إِلَهِ النَّاسِ
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.” (QS. An-Nas: 1-3).
Tiga ayat
ini menjelaskan tentang tauhid. Kemudian ayat berikutnya adalah buahnya.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ
فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS.
An-Nas” 4-6).
Dengan
tauhid setan-setan akan terusir. Mereka tidak akan bertahan di tempat dimana
tauhid dipraktikkan. Ketika adzan berkumandang setan akan berlari
terkentut-kentut. Dan kalimat-kalimat adzan adalah pengesaan Allah (tauhid) dan
pengagungan-Nya. Ayat kursi adalah ayat tentang tauhid, apabila ayat kursi
dibaca oleh seorang mukmin ketika ia hendak tidur, maka ia akan senantiasa
berada dalam penjagaan Allah hingga pagi hari, dan setan tidak mampu walaupun
hanya sekedar mendekatinya.
Dengan tauhid
seorang hamba akan selamat –biidznillah- dari tipu daya kejahatan, seperti
kejahatan sihir dan para dukun. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا
“Sesungguhnya Allah membela
orang-orang yang telah beriman.” (QS. Al-Hajj: 38).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Dengan
tauhid seorang hamba akan memperoleh seluruh kebaikan, dan kebahagian di dunia
juga akhirat. Dan Allah SWT telah menetapkan bahwasanya kebahagiaan di
dunia, di alam kubur, dan akhirat hanya akan diperoleh orang-orang yang beriman
dan bertauhid. Dia berfirman,
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam
surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Infithar: 13).
Kita
memohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala agar menjadikan kita sebagai
orang-orang yang bertauhid, mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya, beriman
kepada-Nya, mengagungkan-Nya. Dan kita juga memohon agar Allah melindungi kita
semua dari semua bentuk kejelekan baik yang tersembunyi maupun yang tampak,
baik yang kecil maupun yang besar..
Seseorang
sangat butuh untuk selalu memperbarui dan terus mempertebal keimanannya. Terus
mempererat hubungannya dengan Rabb-nya Jalla wa ‘Ala. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ
كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الخَلِق ، فَاسْألُوا اللهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيمَانَ
فِي قُلُوبِكُمْ
“Sungguh, iman itu dapat usang sebagaimana pakaian dapat menjadi usang.
Karenanya mohonlah selalu kepada Allah agar memperbaharui iman yang ada dalam
jiwamu.”
Pada masa
dimana fitnah begitu dahsyat dan seruan kepada hawa nafsu begitu kencang tentu
kita sangat butuh untuk terus menguatkan tauhid kita. Dan anak-anak sangat
butuh tumbuh besar dalam pengarahan dan pendidikan yang mulia. Sebagaimana
Lukman mendidik anaknya,
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik
adalah sebesar-besar kezaliman.” (QS. Lukman: 13).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Ketahuilah,
sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang pasti berlalu, bukan
kehidupan yang kekal abadi. Dan balasan dari apa yang kita perbuat ada pada
hari perjumpaan kita dengan Allah.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا
مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara:
88-89).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Orang yang
cerdas adalah mereka yang menundukkan jiwanya untuk beramal sebagai bekal
kehidupan setelah kematian. Dan orang yang lemah adalah mereka yang
memperturutkan hawa nafsunya serta panjang angan-angannya.
Ketahuilah,
perkataan yang paling benar adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Muhammad SAW Sejelek-jelek perkara adalah sesuatu yang baru dan
dibuat-buat dalam agama. Dan sesuatu yang dibuat-buat dalam agama, adalah
bid’ah. Setiap bid’ah adalah kesesatan. Dan kesesatan dan tempatnya di Neraka
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Sumber: Kumpulan khutbah jum'at ponpes sabilul Hasanah.
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)