KHUTBAH JUM'AT (Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim)




                                     Ustadz Irwandra S.Pd.I Qori Ponpes Sabilul Hasanah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْوَلِيِ الْحَمِيْدِ ، اَلْعَظِيْمِ الْمَجِيْدِ ، اَلْفَعَّالِ لِمَا يُرِيْدُ ، ذِيْ الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةٌ مُقِرّ لَهُ بِالتَّوْحِيْدِ ، مُنَـزِّهٌ لَهُ عَنِ الشَرِيْكِ وَالنَّدِيْدِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أُوْلِي الْفَضَائِلِ وَالمَكَارِمِ وَكُلِّ خُلِقَ حَمِيْدِ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ، وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ وَالْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ ، وَتَقْوَى اللهَ جَلَّ وَ عَلَا : عَمَلٌ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ رَجَاءَ ثَوَابَ اللهِ ، وَتَرْكٌ لِمَعْصِيَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ خِيْفَةَ عَذَابِ اللهِ .
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Ketahuilah tujuan yang paling utama dari syariat adalah mengesakan pengatur alam semesta langit dan bumi ini. kita realisasikan pengesaan Allah SWT ini dengan merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya. Demikian juga dengan menghadapkan diri kepada-Nya dengan takut dan penuh harap, sujud dan rukuk, mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya dan berlepas diri dari kesyirikan baik yang kecil ataupun yang besar, yang tampak maupun yang tersembunyi. Inilah tujuan penciptaan kita manusia. Allah  SWT berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Dengan tauhid seorang hamba akan hidup dengan kehidupan yang sebenarnya. Ia akan mendapatkan ridha dari yang Yang Maha Pengasih, akan berhasil dengan kemuliaan dan kenikmatan surga. Sebaliknya, tanpa tauhid seseorang akan hidup layaknya hidupnya hewan.
 Allah Ta’ala berfirman,
إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
“…Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqon: 44).
Orang yang tidak bertauhid, hakikatnya mereka adalah mayit, walaupun mereka berjalan di bumi. Hanya orang-orang yang bertauhidlah yang hidup dengan sepenuhnya dan hidup dalam arti yang sebenarnya. Allah Ta’ala berfirman,
أَوَ مَن كَانَ مَيْتاً فَأَحْيَيْنَاهُ
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan…” (QS. Al-An’am: 122).
Maksudnya, kami hidupkan dengan keimanan dan tauhid.
Dengan tauhid, sebuah negara akan menjadi negeri yang aman aman, tenang dan bahagia rakyatnya.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82).
Dengan tauhid kebahagiaan dan ketenangan individu pun diperoleh. Allah SWT  berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).
Petunjuk tersebut akan membahagiakan seseorang dan orang-orang yang mengikutinya.
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Dengan tauhid hati seseorang akan bersih dari keragu-raguan, kebimbangan, was-was, dan pemikiran-pemikiran yang hina. Tauhid akan membuat seseorang tenang, nyaman, dan merasakan ketentraman. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.” (QS. An-Nas: 1-3).
Tiga ayat ini menjelaskan tentang tauhid. Kemudian ayat berikutnya adalah buahnya.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Nas” 4-6).
Dengan tauhid setan-setan akan terusir. Mereka tidak akan bertahan di tempat dimana tauhid dipraktikkan. Ketika adzan berkumandang setan akan berlari terkentut-kentut. Dan kalimat-kalimat adzan adalah pengesaan Allah (tauhid) dan pengagungan-Nya. Ayat kursi adalah ayat tentang tauhid, apabila ayat kursi dibaca oleh seorang mukmin ketika ia hendak tidur, maka ia akan senantiasa berada dalam penjagaan Allah hingga pagi hari, dan setan tidak mampu walaupun hanya sekedar mendekatinya.
Dengan tauhid seorang hamba akan selamat –biidznillah- dari tipu daya kejahatan, seperti kejahatan sihir dan para dukun. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.” (QS. Al-Hajj: 38).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Dengan tauhid seorang hamba akan memperoleh seluruh kebaikan, dan kebahagian di dunia juga akhirat. Dan Allah SWT telah menetapkan bahwasanya kebahagiaan di dunia, di alam kubur, dan akhirat hanya akan diperoleh orang-orang yang beriman dan bertauhid. Dia berfirman,
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Infithar: 13).
Kita memohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala agar menjadikan kita sebagai orang-orang yang bertauhid, mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya, beriman kepada-Nya, mengagungkan-Nya. Dan kita juga memohon agar Allah melindungi kita semua dari semua bentuk kejelekan baik yang tersembunyi maupun yang tampak, baik yang kecil maupun yang besar..  
Seseorang sangat butuh untuk selalu memperbarui dan terus mempertebal keimanannya. Terus mempererat hubungannya dengan Rabb-nya Jalla wa ‘Ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الخَلِق ، فَاسْألُوا اللهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ
“Sungguh, iman itu dapat usang sebagaimana pakaian dapat menjadi usang. Karenanya mohonlah selalu kepada Allah agar memperbaharui iman yang ada dalam jiwamu.”
Pada masa dimana fitnah begitu dahsyat dan seruan kepada hawa nafsu begitu kencang tentu kita sangat butuh untuk terus menguatkan tauhid kita. Dan anak-anak sangat butuh tumbuh besar dalam pengarahan dan pendidikan yang mulia. Sebagaimana Lukman mendidik anaknya,
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik adalah sebesar-besar kezaliman.” (QS. Lukman: 13).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang pasti berlalu, bukan kehidupan yang kekal abadi. Dan balasan dari apa yang kita perbuat ada pada hari perjumpaan kita dengan Allah.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89).
Ma’asyirol muslimin jama’ah jum’at yang di muliakan Allah,
Orang yang cerdas adalah mereka yang menundukkan jiwanya untuk beramal sebagai bekal kehidupan setelah kematian. Dan orang yang lemah adalah mereka yang memperturutkan hawa nafsunya serta panjang angan-angannya.
Ketahuilah, perkataan yang paling benar adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW Sejelek-jelek perkara adalah sesuatu yang baru dan dibuat-buat dalam agama. Dan sesuatu yang dibuat-buat dalam agama, adalah bid’ah. Setiap bid’ah adalah kesesatan. Dan kesesatan dan tempatnya di Neraka


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

Sumber: Kumpulan khutbah jum'at ponpes sabilul Hasanah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim)"

Post a Comment

الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)