Syarat Khutbah Jumat Menurut Madzhab Syafi’i
Apa saja
yang termasuk dalam syarat khutbah Jumat? Artinya jika hal tersebut tidak ada,
berarti shalat Jumat tidaklah sah.
Berikut
syarat dua khutbah pada shalat Jumat menurut madzhab Syafi’i.
1- Khatib berdiri pada dua khutbah
ketika ia mampu dan kedua khutbah dipisah dengan duduk.
Dari
‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ
النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَخْطُبُ خُطْبَتَيْنِ يَقْعُدُ بَيْنَهُمَا
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan dua khutbah dan duduk di antara
keduanya.” (HR. Bukhari no. 928).
Juga dari
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ
النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَقْعُدُ ثُمَّ
يَقُومُ ، كَمَا تَفْعَلُونَ الآنَ
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkhutbah sambil berdiri kemudian duduk
lalu beliau berdiri kembali. Itulah seperti yang kalian lakukan saat ini.”
(HR. Bukhari no. 920 dan Muslim no. 862)
2- Khutbah dilakukan kemudian shalat.
Hal ini
berdasarkan banyak hadits yang menerangkannya dan adanya ijma’ atau kata
sepakat para ulama dalam hal ini.
3- Khatib suci dari hadats kecil
maupun hadats besar, suci pula dari najis yang tidak dimaafkan yaitu pada
pakaian, badan dan tempat, begitu pula khatib harus menutup aurat.
Khutbah itu
seperti shalat dan sebagai gantian dari dua raka’at yang ada pada shalat
Zhuhur. Oleh karenanya sama halnya dengan shalat, disyaratkan pula syarat
sebagaimana shalat.
4- Rukun khutbah diucapkan dengan
bahasa Arab.
Rukun
khutbah mesti diucapkan dengan bahasa Arab walaupun rukun khutbah tersebut
tidak dipahami. Jika tidak ada yang paham bahasa Arab dan berlalunya waktu,
maka semuanya berdosa dan Jumatan tersebut diganti dengan shalat Zhuhur.
Adapun jika
ada waktu yang memungkinkan untuk belajar bahasa Arab, maka rukun khutbah yang
ada boleh diterjemahkan dengan bahasa apa saja. Seperti ini Jumatannya jadi
sah.
5- Berurutan dalam mengerjakan rukun
khutbah, lalu berurutan pula dalam khutbah pertama dan kedua, lalu shalat.
Jika ada
jarak yang lama (yang dianggap oleh ‘urf itu lama) antara khutbah pertama dan
kedua, juga ada jarak yang lama antara kedua khutbah dan shalat, khutbah jadi
tidak sah. Jika mampu, wajib dibuat berurutan. Jika tidak, maka shalat Jumat
diganti shalat Zhuhur.
6- Yang mendengarkan rukun khutbah
adalah 40 orang yang membuat jumatan jadi sah.
Untuk rukun
khutbah Jumat menurut madzhab Syafi’i akan dijelaskan pada kesempatan lainnya
insya Allah.
Wallahu
waliyyut taufiq.
Referensi:
Al Fiqhu Al
Manhaji ‘ala Madzhabi Al Imam Asy Syafi’i, Dr. Musthofa Al Khin, Dr. Musthofa Al Bugho, ‘Ali
Asy Syabajiy, terbitan Darul Qalam, cetakan kesepuluh, tahun 1430 H.
Sumber : COPAS Rumaysho.Com
0 Response to "Syarat Khutbah Jumat Menurut Madzhab Syafi’i"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)