KHUTBAH JUM'AT : Tegakkan Sunnah Hapuskan Bid'ah
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ
الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ.
. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، ،
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin
para hamba Allah yang berbahagia!
Ketahuilah
hadirin sekalian bahwa agama Islam pada asalnya sama seperti agama samawiyah
lainnya yang diturunkan Allah, dengannya Allah mengutus para Rasul; yaitu agama
yang dibangun di atas dasar ittiba’ (mengikuti) dan kepatuhan pada apa
yang disampaikan Allah dan RasulNya. Sebab sebuah ajaran tidak dapat disebut
Ad-Dien kecuali bila di dalamnya ada kepatuhan pada Allah Subhannahu wa Ta'ala
dan ittiba’ pada apa yang diserukan oleh RasulNya.
Dan
sebaik-baik petunjuk yang harus ditempuh oleh orang –orang yang mengharapkan
kejayaan, sebaik-baik jalan yang mesti dilalui oleh orang-orang shaleh adalah:
petunjuk dan jalan yang digariskan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
kepada umatnya. Tidak ada lagi pertunjuk yang lebih baik dari pada petunjuk
beliau. Tidak ada lagi jalan hidup yang lebih lurus selain dari pada jalan
hidup yang beliau tempuh.
“Dan (hukum)
siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah, bagi orang-orang yang yakin.”
(Al-Maidah: 50)
Namun ternyata
iblis -la’natullah ‘alaihi- tidak pernah berhenti menyesatkan anak cucu
Adam. Dengan berbagai cara tipu muslihat ia mencoba memalingkan mereka dari
cahaya ilmu lalu membiarkan mereka tersesat dan kebingungan dalam gelapnya
kebodohan. Dari situlah iblis kemudian memasukkan hal-hal yang secara lahiriah
adalah perbuatan baik/amal shaleh ke dalam agama namun sebenarnya ia tidak
pernah dituntunkan Allah dan RasulNya. Muncullah berbagai keyakinan dan amalan
yang tidak pernah diajarkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam Lahirlah i’tiqad
dan perbuatan yang tak pernah dikenal oleh generasi terbaik ummat ini; generasi
As-Salafus shalih ridlwanullah ‘alaihim, Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Salam bersabda:
إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى
اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ،
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
“Sesungguhnya
barangsiapa yang hidup di antara kalian maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, (maka
saat itu) ikutilah sunnahku dan sunnah para
khulafa’ Ar-rasyiddin yang mendapatkan hidayah, gigitlah (sunnah)dengan
gigi-gigi geraham (berpegang teguh), dan jauhilah perkara-perkara yang
dibuat-buat (dalam agama), karena setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tarmidzi ia katakan hadits hasan shahih)
Yang dimaksud
dengan bid’ah adalah segala perkara yang dibuat-buat dalam agama yang sama
sekali tidak memiliki dasar dalam syari’ah . Dan barangsiapa yang mencoba
melakukan hal ini, maka ia akan masuk dalam ancaman Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا
لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa
yang membuat-buat hal baru dalam urusan (agama) kami, apa-apa yang tidak ada keterangan darinya
maka ia itu tertolak.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan riwayat Muslim
yang lain, beliau bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ
أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa
yang mengerjakan suatu amalan yang tidak dilandasi/sesuai dengan keterangan
kami, maka ia itu tertolak.”
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!
Hadits yang
baru saja kita simak ini merupakan dasar terpenting dalam ajaran Islam. Hadits
ini merupakan standar yang harus digunakan untuk mengukur dan menilai sebuah amalan secara
lahiriah, sehingga -berdasarkan hadits ini- amalan apapun dilemparkan
kembali kepada pelakunya. Sehingga berdasarkan hadits ini pula perbuatan apa
pun yang diada-adakan dalam Islam bila tidak diizinkan oleh Allah dan RasulNya,
maka tidaklah boleh dikerjakan; bagaimanapun baik dan bergunanya menurut akal
kita. Imam Nawawy menjelaskan bahwa hadits yang mulia ini adalah salah satu
hadits penting yang harus dihafal dan digunakan untuk membantah dan membatalkan
segala bentuk kemungkaran dalam Islam.
Kaum
Muslimin yang dirahmati Allah!
Sesungguhnya
perilaku bid’ah dan segala perilaku yang mengarah pada penambahan terhadap
ajaran Islam adalah tindakan kejahatan yang amat sangat nyata. Bila kejahatan
bid’ah ini dilakukan maka “kejahatan-kejahatan” lain yang akan muncul, di
antaranya:
Perilaku bid’ah
menunjukkan bahwa pelakunya telah berprasanga buruk (suudhan)terhadap Allah
Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya yang telah menetapkan risalah Islam, karena
pelaku bid’ah telah menganggap bahwa agama ini belumlah sempurna sehingga perlu
diberikan ajaran-ajaran tambahan agar lebih sempurna. Itulah sebabnya Imam
Malik bin Anas rahimahullah pernah berkata: “Barangsiapa yang
membuat-buat sebuah bid’ah dalam Islam yang ia anggap baik, maka sungguh ia
telah menuduh Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam telah mengkhianati risalah
yang diturunkan Allah padaNya, karena Allah berfirman:
“Pada hari ini
telah Kusempurnakan buat kalian dien kalian, dan telah kucukupkan atas kalian
nikmatKu, dan telah Aku relakan Islam sebagai agama kalian.” (QS.
Al-Maidah:3)
Oleh karena
itu, apapun yang pada saat itu tidak temasuk dalam Ad-Dien maka hari ini pun ia
tak dapat dijadikan (sebagai bagian) Ad-Dien.
Disamping itu,
berdasarkan point pertama maka dampak negatif lain dari perilaku bid’ah adalah
bahwa hal ini akan mengotori dan menodai keindahan syari’ah Islam yang suci dan
telah disempurnakan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala . Perbuatan ini akan
memberikan kesan bahwa Islam tidaklah pantas menjadi pedoman hidup karena
ternyata belum sempurna.
Perbuatan
bid’ah juga akan mengakibatkan terhapusnya dan hilangnya syi’ar-syi’ar As
Sunnah dalam kehidupan umat Islam. Hal ini disebabkan tidak ada satupun bid’ah
yang muncul dan menyebar melainkan sebuah sunnah akan mati bersamanya, sebab
pada dasarnya bid’ah itu tidak akan muncul kecuali bila As-Sunnah telah
ditinggalkan. Sahabat Nabi yang mulia, Ibnu Abbas Rahimahullaah pernah
menyinggung hal ini dengan mengatakan:
مَا أَتَى عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلاَّ
أَحْدَثُوْا فِيْهِ بِدْعَةً وَأَمَاتُوْا فِيْهِ سُنَّةً حَتَّى تَحْيَا
الْبِدْعَةُ وَتَمُوْتَ السُّنَّةُ.
“Tidaklah datang
suatu tahun kepada ummat manusia kecuali mereka membuat-buat sebuah bid’ah di
dalamnya dan mematikan As-Sunnah, hingga hiduplah bid’ah dan matilah
As-Sunnah.”
Tersebarnya
bid’ah juga akan menghalangi kaum Muslimin untuk memahami ajaran-ajaran agama
mereka yang shahih dan murni. Hal ini tidaklah mengherankan, karena ketika
mereka melakukan bid’ah tersebut maka saat itu mereka tidak memandangnya
sebagai sesuatu yang salah, mereka justru meyakininya sebagai sesuatu yang
benar dan termasuk dalam ajaran Islam. Hingga tepatlah kiranya apa yang
dinyatakan oleh Imam Sufyan Ats Tsaury:
اَلْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ
مِنَ الْمَعْصِيَةِ. اَلْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لاَ يُتَابُ
مِنْهَا.
“Bid’ah itu
lebih disenangi oleh syaitan dari pada perbuatan maksiat, karena perbuatan
maksiat itu (pelakunya) dapat bertaubat (karena bagaimanapun ia meyakini bahwa
perbuatannya adalah dosa) sedangkan bid’ah (pelakunya) sulit untuk bertaubat
(karena ia melakukannya dengan keyakinan hal itu termasuk ajaran agama, bukan
dosa).
Hadirin
yang dimuliakan oleh Allah!
Dengan demikian
jelaslah sudah bahwa perbuatan bid’ah adalah tindak kejahatan yang sangat nyata
terhadap syari’at Islam yang suci dan telah disempurnakan oleh Allah. Dan tidak
ada jalan lain untuk membasmi hal tersebut kecuali dengan mendalami dan
melaksanakan sunnah Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam , tidak
ada penyelesaian lain kecuali dengan mengembalikan semua perkara kepada hukum
Allah dan RasulNya.
“Dan bahwa (yang
kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu bertaqwa.” (Al-An’am: 153)
Bid’ah adalah
gelombang taufan yang dapat menenggelam-kan siapapun, dan As-Sunnah yang
shahihah adalah “bahtera Nuh”; siapapun yang mengendarainya akan selamat dan
siapa yang meninggalkannya akan tenggelam.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!
Setiap jalan
selain jalan Allah disitu terdapat syetan yang akan selalu mengajak dan
menanamkan rasa cinta kepada perilaku bid’ah lalu perlahan-lahan menjauhkan
kita dari As-Sunnah. Ini adalah salah satu langkah syetan dimana secara
bertahap ia membisikkan syubhat-syubhat itu ke dalam amal nyata; baik dengan
mengurangi atau menambah i’itiqad maupun amalan yang tak pernah
dituntunkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Sangat banyak kaum
Muslimin yang jatuh dan menjadi korban; syetanpun telah memperoleh
kemenangan “peperangan” ini dalam banyak kesempatan; baik ketika seorang hamba meyakini i’tiqad
tertentu yang menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah atau ketika seorang hamba
mengerjakan amalan ibadah tertentu yang tidak pernah digariskan dalam risalah
Al-Islam.
Namun Ahlus
Sunnah wal Jama’ah satu-satunya golongan yang selamat dan satu-satunya
kelompok yang akan dimenangkan Allah telah menetapkan Kitabullah dan Sunnah
RasulNya ke dalam lubuk hati mereka yang paling dalam.
Nasihat Allah dan Rasulnya telah tersimpan abadi dalam
jiwa-jiwa mereka. Allah Yang Maha Bijaksana telah menanamkan dalam hati mereka
keyakinan akan kesempurnaan Ad-Dien ini, bahwa kebahagiaan dan ketenangan yang
hakiki hanyalah dicapai bila berpegang teguh kepada Wahyu Allah dan Sunnah
RasulNya, sebab apapun selain keduanya adalah kesesatan dan kebinasaan! Sebab
segala kebaikan terdapat dalam ittiba’ kepada kaum salaf dan segala keburukan
terdapat dalam perilaku bid’ah kaum Khalaf!
Hadirin
yang berbahagia dan dirahmati Allah!
Akhirnya, saya
kembali mengulang wasiat untuk selalu bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa
Ta'ala. Waspadailah segala perilaku bid’ah, yang kecil maupun yang besar dalam
Ad-Dien ini karena ia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang
yang mengerjakanya hingga hari Kiamat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ
عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ
يُنْقَصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا.
“Barangsiapa
yang mempelopori perbuatan buruk maka ia akan menanggung dosanya dan dosa
orang-orang yang mengerjakannya hingga hari qiamah tanpa dikurangi dari
dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Hendaklah
setiap Muslim yang merasa takut kepada Rabb-nya, selalu memperhatikan perbuatan dan amalnya, akan
kemanakah kakinya melangkah? Karena boleh jadi ia meletakkan kakinya dijalan yang salah tanpa disadari.
Marilah kita
menanamkan tekad sebesar-besarnya untuk mengkaji, mendalami, melaksanakan dan
menda’wakan As-Sunnah disetiap lapangan kehidupan kita, agar tidak ada lagi
bid’ah-bid’ah yang menodai kehidupan kita, sehingga menghalangi kaum Muslimin
untuk meraih kejayaannya. Insya’ Allah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT : Tegakkan Sunnah Hapuskan Bid'ah"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)