KHUTBAH JUMAT ( MATERI PENYAKIT HATI DAN PENAWARNYA )
KHUTBAH
PERTAMA
اَلْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وِمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لآَاِلهَ
اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ
مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ (3:102) أَمَّا بَعْدُ؛
Kaum
muslimin rahimakumullah .
Puji
syukur, kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah mencurahkan nikmat
karunia-Nya yang tiada terhingga dan tiada pernah putus sepanjang zaman kepada
makhlukNya, baik berupa kesehatan, rezeki,kesempatan sehingga saat ini kita
dapat menunaikan kewajiban shalat Jumat. Shalawat dan salam semoga selalu
dicurahkan Allah Swt. pada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw., beserta
keluarganya, para sahabat serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Hadirin
jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT!
Pada
kesempatan ini saya akan menyampaikan tentang sesuatu yang setiap saat bersama
kita dan masalahnya sudah sering kita dengar dan rasakan sendiri tapi sering
pula kita secara tidak sadar mengabaikannya; yaitu secara singkat tentang
Penyakit Hati dan Penawarnya. Rasulullah SAW bersabda :“Ketahuilah bahwa di
dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka seluruh tubuh akan
baik, dan apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah
hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hal
yang menekankan pentingnya memperhatikan hati adalah bahwa Allah menjadikan
hati –sesuai hikmah dan ilmuNya- sebagai tempat bagi cahaya dan petunjukNya.
Hati adalah tempat ilmu pengetahuan. Melalui hati, manusia dapat mengenal
Rabbnya. Dengan hati, manusia mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.
Dengan hati, manusia dapat menghayati ayat-ayat syar’iyahNya. Allah berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ
الْقُرْءَانَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci.”
(Muhammad 47:24).
Ayat ini menjelaskan bahwa hati manusia
apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat memperhatikan dan merenungkan
ayat-ayat syar’iyah-Nya.
“Maka
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj 22:46).
Melalui
ayat ini, Allah menjelaskan bahwa yang menjadi sandaran di dalam mengambil
pelajaran terhadap ayat-ayat kauniyah Allah dalam jagat raya dan dalam jiwa
adalah kecerdasan dan kesadaran hati. Rasulullah SAW juga bersabda :”
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan amalanmu tetapi Dia melihat
kepada hati dan niatmu”.
Dan
hal lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa hati merupakan
kendaraan yang digunakan seseorang untuk dapat menempuh perjalanan menuju
akhirat.
Faktor
penyebab lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa salah satu
sifat hati yang utama adalah mudah berbalik dan suka berubah. Hati sangat mudah
berubah, gampang berbuat, dan tidak menentu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Sungguh, hati anak Adam itu sangat (mudah)
berbolak-balik dari-pada bejana apabila ia telah penuh dalam keadaan mendidih.”
(HR. Ahmad).
Pada
dasarnya ada dua jenis penyakit hati yaitu: 1. Syirik ; 2 mengikuti hawa nafsu
dan melakukan dosa.
1.
Syirik
adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang syirik adalah
orang yang bergantung kepada selain Allah. Bergantung kepada selain Allah
adalah perusak hati yang paling besar karena bila seseorang bergantung kepada
selain Allah, maka Allah Ta’ala akan mewakilkan urusannya kepada sesuatu yang
menjadi tempat dia bergantung tersebut, dan Dia menghinakannya karena
tindakannya tergantung kepada selainNya itu. Allah Ta’ala berfirman,
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ
اللَّهِ ءَالِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا(81)كَلَّا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ
وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا(82)
“Dan
mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan
itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka
(sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya)
terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi
mereka.” (Maryam: 81-82).
Dalam
Surat Al-Isra 17:22 Allah Ta’ala berfirman,
لَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ
إِلَهًا ءَاخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولًا
“Janganlah
kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela
dan tidak ditinggalkan (Allah).”
2.
Mengikuti Nafsu dan Melakukan Dosa.
Syahwat
dan dosa merupakan penyebab kedua atas kerusakan hati. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ
عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan
Allah membiarkan nya sesat berdasar-kan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al-Jatsiyah 45:23).
Semua
dosa, baik yang besar maupun yang kecil itu merusak hati dan mengeruhkan
kebersihannya. Maka setiap orang yang beriman wajib meninggalkan dosa yang
lahir maupun yang batin, apalagi dosa-dosa hati yang sangat berbahaya. Di
antara dosa hati yang tersembunyi adalah riya’ yang dapat merusak amal, ujub
yang bisa menjadikan amal bagai abu yang bertebaran, iri, dengki, yang dapat
menghapus pahala pahala kebajikan dan memperbanyak dosa.
Imam
Habib Abdullah Haddad mengingatkan kita agar jangan membiarkan hati keras dan
lalai. Orang yang keras hati dan bersikap kasar bisa menghalangi nasehat yang
diberikan tidak bisa menimbulkan kesan apapun. Bila kematian disebut, hati
tidak lagi merasa ngeri dan tidak pula gentar dan tidak pula gemetar bila
mendengar janji-janji balasan dari Allah dan ancamanNya nanti di akhirat.
Rasulullah saw bersabda: “Yang paling jauh kepada Allah Ta’ala adalah hati
yang keras”. Beliau juga bersabda: “Empat perkara menjadi tanda kejahatan yaitu
: hati yang keras, mata yang beku, senantiasa berandai-andai dan panjang
harapan”.
Dalam
hadist lain Beliau bersabda: “ Ingatlah! Bahwa Allah tidak akan menerima doa
dari hati yang lalai” Hati yang lalai adalah hati yang tidak tahu diri dan
tidak sadar manakala diingatkan dengan petunjuk atau perintah dari Allah dan
juga larangan-laranganNya. Ia tidak akan pernah mengindahkan nasehat-nasehat,
karena hatinya telah dibelenggu oleh sifat lalai dan lupa akibat keasyikan
bekerja dan bermain dengan berbagai keindahan dunia dan pelampiasan hawa nafsu.
Allah Ta’ala berfirman :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا
وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ
مِنَ الْغَافِلِينَ
“Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai”.(al- A’raf 7:205).
Dalam
ayat lain Allah Ta’ala berfirman :
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ
عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
…dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
(Al-Kahfi 18:28)
Hadirin
jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT!
Imam
Ibnul Qayyim memasukkan beberapa hal kedalam kelompok nafsu yang merusak hati,
yaitu: terlalu banyak bergaul, terlalu banyak angan-angan, terlalu kenyang, dan
terlalu banyak tidur.
Terlalu
Banyak Bergaul
Yang
dimaksud dengan banyak bergaul disini adalah bergaul dengan orang-orang yang
tidak baik ahlak/moral/keimanannya sehingga berakibat turunnya azab/ hukuman,
menghapus pahala dan menolak datangnya kenikmatan. Perangai terlalu banyak
bergaul disini terjadi karena cinta terhadap dunia untuk melampiaskan keinginan
individu terhadap lainnya, bila hakikatnya tersingkap maka ia akan berubah
menjadi permusuhan.
Orang-orang
yang pergaulannya seperti ini akan menyesal, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
, Al-Furqan 25:27-29
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ
عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا(27)يَاوَيْلَتَى
لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا(28)لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ
إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا(29(
27.
dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya
[1064], seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama
Rasul”.
28.
kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan[1065]
itu teman akrab(ku).
29.
Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah
datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
Terlalu
Banyak Angan-angan
Terlalu
banyak berangan-angan akan menjadi bencana bagi seseorang bila angan-angannya
kosong dan khayalan-khayalan yang batil. Angan-angan bagi mereka adalah tipu
daya dan kebohongan. Dilain fihak bagi pemilik kemauan yang tinggi dan
cita-cita yang mulia meletakkan harapannya pada ilmu, iman, dan amal yang
mendekatkan diri-nya kepada Allah Ta’ala. Harapan orang yang mulia ini adalah
iman, cahaya, dan hikmah. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. memuji orang yang
berharap kebaikan, bahkan dalam beberapa hal Rasulullah Saw. menjanjikan pahala
baginya seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut.
Terlalu
Kenyang
Kondisi
kenyang menjadikan setan leluasa dan lebih luas bergerak. Dan barangsiapa yang
makan banyak, minum banyak, maka dia banyak tidur, sehingga dia pun merugi
sangat banyak. Dalam hadits yang masyhur disebutkan, “Tidak ada yang dipenuhi
oleh anak Adam yang lebih buruk dari-pada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam
beberapa suap makanan yang menguatkan otot-ototnya, namun bila dia harus
memakan makanan yang banyak, maka hendaklah dia mengatur sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas-(nya).” (HR.
at-Tirmidzi). Bila seorang muslim terjerumus dalam ‘terlalu banyak makan’, maka
diapun tidak akan selamat dari bencana ‘terlalu banyak tidur’, karena keduanya
merupakan suatu kelaziman.
Terlalu
Banyak Tidur
Terlalu
banyak tidur adalah termasuk perusak hati karena antara lain menyia-nyiakan
waktu (termasuk tidur saat mendengarkan majlis taklim dll), mewariskan banyak
kealfaan, kelalaian, dan kemalasan. Tidur yang paling bermanfaat adalah tidur
pada saat sangat dibutuhkan oleh tubuh.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ
وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Sumber
: masjidalfajr.wordpress.com
0 Response to "KHUTBAH JUMAT ( MATERI PENYAKIT HATI DAN PENAWARNYA )"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)