Khutbah Jum'at (Fitnah Kehidupan dan Fitnah Kematian)
Khutbah Pertama
الحمْدُ لِلهِ
يَبْتَلِى عِبَادَهُ بِمَا يُحِبُّوْنَ لِيَشْكُرُوْا، وَبِمَا يُكْرِهُوْنَ
لِيَصْبِرُوْا، وَبِمَايُفْتَنُوْنَ لِيَحْذَرُوْا، قال: وسَيَجْزِي اللَّهُ
الشَّاكِرِينَ, وقال إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ
حِسَابٍ, وقال إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللهُ عِنْدَهُ
أَجْرٌ عَظِيمٌ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا
بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، واتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Para
hadirin jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah.
Marilah
kita bersyukur kepada Allah, kita masih bisa menghadiri shalat Jum’at ini.
Sebagai khotib, alfaqir berwasiat pada diri sendiri, dan pada hadirin, mari
kita jaga dan kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wataala.
Maasyirol muslimin rohimakumullah
Rasulullah
menganjurkan membaca doa sehabis tahiyat akhir. Doa ini, dianjurkan Rasulullah
dibaca setelah fil alamiina innaka khamiidummajiid, yaitu:
للَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, saya mohon perlindungan-Mu dari
siksa neraka jahannam. Dan dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan, dan fitnah
kematian, dan dari fitnah masikhid dajjal.”
Haditst
ini terdapat dalam Shahih Muslim dengan nomor 584 dan juga terdapat dalam
Shahih Bukhari dengan nomor 1377. Sayangnya hadits ini jarang dimunculkan dan
jarang diamalkan, padahal sangat mudah sebenarnya. Yang ingin kami jelaskan,
kalau masalah siksa neraka jahanam, kita sudah paham semuanya. Siksa kubur kita
juga sudah paham semuanya. Di sini kita mohon perlindungan dari fitnah
kehidupan.
Jamaah
Jum’at yang dimuliakan Allah
Hidup
ini fitnah (ujian), kebanyakan fitnah terjadi karena harta. Suami istri
bercerai karena harta, orang berebut sesuatu sampai bunuh-bunuhan, sampai
dipenjara karena memperebutkan harta. Karena itu, kita memohon kepada Allah
dari fitnah kehidupan. Harta sedikit menjadi fitnah, tetapi harta banyak juga
bisa menjadi fitnah. Yang lebih ironis adalah, sebagaimana terlihat di
perkotaan, tak sedikit orang yang kekurangan secara ekonomi malah tidak
beribadah. Di sini, perilaku tersebut terkait dengan hadits:
كَادَ
الفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرِاً
Artinya:
Kefakiran mendekati kepada kekufuran
Orang-orang
yang fakir jarang ibadah merupakan fitnah kehidupan. Namun demikian, banyak
pula orang kaya yang jarang beribadah. Secara sederhana kita bisa mengamati
antara jamaah masjid dan jumlah pendduk di Jakarta yang tidak seimbang. Oleh
karena itu, kita mohon perlindungan dari Allah jangan sampai fitnah kehidupan
menimpa kita.
Harta
sedikit tidak menjadi fitnah kalau harta yang seadanya ini kita niatkan untuk
Allah subhanahu wa taala. Apapun yang terjadi, jika kita niatkan untuk Allah,
harta sedikit ini tidak menjadikan kita jauh dari Allah melainkan kita tetap
taqarrub kepada Allah.
Begitu
juga harta yang banyak tidak menjadi fitnah kalau dizakati, lebih-lebih kalau
hartanya untuk membantu perjuangan Islam. Sebanyak apapun harta, kalau dizakati
dan untuk perjuangan Islam, tidak akan menjadi fitnah. Malah, harta itu akan
mengangkat kita, mengantarkan kita ke surganya Allah SWT.
Termasuk
fitnah kehidupan lain adalah apapun yang terjadi terhadap kita, dari urusan
pekerjaan, kesehatan, komunitas, bisnis, dan lainnya. Jika semuanya sampai
menggoncangkan iman kita, itu fitnah. Banyak hal yang sepele merusakkan iman
kita seperti salah pergaulan.Misalnya, hanya demi kawan, hanya demi komunitas,
rela minum bir. Ini fitnah kehidupan.
Namun
yang paling hebat, sehebat-hebatnya fitnah kehidupan adalah kalau kita
meninggalkan kehidupan dengan tidak mengucapkan kalimat:
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله
Jika
hal itu terjadi, maka kita mengalami kerugian serugi-ruginya. Ibarat bumi ini
terbuat dari emas semuanya, tetapi jika kita mati tanpa syahadat, maka bumi
yang seluruhnya emas itu tidak ada nilai apa-apanya. Maka dari itu kita harus
berhajat, setiap hari berdoa, “Ya Allah, kami mohon lindunganmu dari fitnah
kehidupan.”
Maasyirol muslimin rohimakumullah
Kita
juga harus berdoa dari fitnah kematian. Ini adalah sakaratul maut. Sehebat
apapun orang, setinggi apapun jabatan orang, sekaya apapun orang, semuanya akan
mengalami sakaratul maut. Dalam sebuah hadits, kalau orang meninggal dunia,
mereka ditampakkan gambaran calon tempat tinggalnya baik di surga atau neraka.
Makanya kadang-kadang ada orang meninggal dalam kondisi tersenyum karena sudah
melihat bakal tempat tinggalnya si surga. Ada juga yang meninggal dunia dalam
kondisi ketakutan. Bahkan ada yang lidahnya menjulur karena menyaksikan
gambaran buruknya keadaannya di akhirat. Tidak ada jaminan kiai atau tidak
kiai, santri atau bukan santri bisa masuk surga. Anjuran membaca doa di atas
adalah petunjuk bahwa kemungkinan untuk tak selamat dari fitnah kehidupan dan
kematian ada pada semua orang.
Juga
termasuk fitnah kematian adalah pertanyaan Munkar dan Nakir. Semua nyawa akan
masuk ke alam barzah, bagaimanapun cara matinya, baik orang yang matinya jatuh
karena pesawat terbang, meninggal di rumah atau cara lainnya. Orang sering
mengatakan ada arwah gentayangan, padahal sebetulnya tidak ada arwah
gentayangan.Apapun yang meninggal, langsung masuk ke alam barzah atau alam
kubur. Di sana, mereka akan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir. Bagi yang
lolos dari pertanyaan dua malaikat itu, maka langsung masuk ke surga dalam
kubur. Nabi bersabda:
إذا قبر الميت أو قال
أحدكم أتاه ملكان أسودان أزرقان يقال لأحدهما المنكر والآخر النكير فيقولان ما كنت
تقول في هذا الرجل فيقول ما كان يقول هو عبد الله ورسوله أشهد أن لا إله إلا الله
وأن محمدا عبده ورسوله فيقولان قد كنا نعلم أنك تقول هذا ثم يفسح له في قبره سبعون
ذراعا في سبعين ثم ينور له فيه ثم يقال له نم فيقول أرجع إلى أهلي فأخبرهم فيقولان
نم كنومة العروس الذي لا يوقظه إلا أحب أهله إليه
“Apabila
meninggal seorang hamba maka datanglah dua orang malaikat, salah satunya
bernama Munkar, dan yang lainnya bernama Nakir. Kedua malaikat itu bertanya:
Apa yang dapat engkau katakan mengenai Muhammad SAW? Apabila yang ditanya
adalah orang mu’min, ia akan menjawab: Beliau adalah hamba dan rasul Allah. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah rasul-Nya.
Malaikat tersebut berkata: Sekarang kami telah mengerti akan apa yang engkau
katakan. Setelah itu, dilapangkanlah kuburnya seluas tujuh puluh hasta dan
diterangi dengan nur. Dikatakan kepadanya: Sekarang tidurlah engkau. Mayat
tersebut memohon: Doakanlah agar aku dapat kembali pada keluargaku untuk
mengabarkan kesenangan ini. Sang malaikat menjawab: Tidurlah! Maka tidurlah ia
laksana tidurnya para pengantin, tak pernah bangun kecuali jika ia ingin menemui
keluarganya.” (HR:al-Tirmidzi)
Ini
merupakan bukti bahwa kalau di alam kubur sudah ada surga, cuma surga tidak
selengkap di akhirat nanti. Begitu juga, kalau tidak bisa menjawab pertanyaan
Munkar dan Nakir, mereka langsung disiksa di alam kubur.
Kesimpulannya,
surga dan neraka itu dekat dengan kita,tergantung pada kita sendiri. Makanya
kita berhajat semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah kehidupan dan fitnah
kematian. Lalu bagaimana agar kita bisa selamat dari malaikat Munkar dan Nakir,
Rasulullah bersabda dalam hadits terkenal.
إِذاَ ماَتَ ابْنُ
آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَاريِةٍ ، أَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Apabila
manusia meninggal maka amalannya terputus kecuali tiga perkara, ; Shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang mendoakannya..
Bekal
kita agar selamat dari Munkar dan Nakir adalah, pertama, sedekah jariyah,
menyumbang masjid dan mushalla, memberikan bantuan untuk fasilitas public, atau
perjuangan apapun yang berdampak panjang dan luas bagi umat.
Kedua,
ilmu yang bermanfaat. Ini tidak hanya ilmu agama, bisa ilmu matematika kalau
diamalkan dengan ikhlas untuk memintarkan umat Islam, juga jadi sedekah
jariyah.
Ketiga,
anak sholeh, yaitu anak yang mau mendoakan orang tuanya. Jadi kalau kita punya
anak tetapi tidak pernah mendoakan orang tuanya, tentu tidak mendapatkan
apa-apa.
Terakhir
adalah mari kita mengerjakan pekerjaan kita dengan tulus dan ikhlas, apapun
pekerjaannya, enak atau tidak enak. Kita jadi guru, jadi pejabat, jadi
pemerintah, jadi tukang sapu, kalau itu ikhlas karena Allah, insyaallah akan
menolong kita di alam kubur, amiin ya rabbal alamiin. Semoga kita bisa bersama.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،
وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا
وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Sumber : http://www.nu.or.id
0 Response to "Khutbah Jum'at (Fitnah Kehidupan dan Fitnah Kematian)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)