KHUTBAH JUM'AT (Hati yang Istiqomah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّه
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِ يْكَ لَهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
أَمَّا بَعْد: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَ بَّـكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا
اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia, dan di hari
yang mulia ini, marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan mutu keimanan dan
kualitas ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar takwa yaitu ketakwaan
yang dibangun karena mengharap keridhaan Allah Swt.
Ketakwaan yang dilandasi karena ilmu yang bersumber dari al-Qur`an
dan Sunnah Rasulullah, dan ketakwaan yang dibuktikan dengan amal perbuatan
dengan cara menjalankan setiap perintah Allah dan Nabi-Nya karena mengharap
rahmat Allah Swt. dan berusaha semaksimal mungkin menjauhi dan meninggalkan
setiap bentuk larangan Allah dan Nabi-Nya karena takut terhadap azab dan siksa
Allah Swt.
Thalq bin Habib Rahimahullah seorang tabi’in, suatu ketika pernah
menuturkan sebagaimana dinukil oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam
Fatwanya,
اَلتَّقْوَى: أَنْ تَعْمَلَ
بِطَاعَةِ الله عَلَى نُوْرٍ مِنَ الله ، تَرْجُو رَحْمَةَ الله وَأَنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ
الله عَلَى نُوْرٍ مِنَ الله، تَخَافَ عَذَابَ الله.
“Takwa adalah kamu mengamalkan ketaatan kepada Allah berdasarkan
cahaya dari Allah, kamu mengharapkan rahmat Allah, dan kamu meninggalkan
maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah, serta kamu takut azab
Allah.”
Demikianlah seharusnya yang selalu ada dan tumbuh dalam benak dan
hati setiap Muslim, sehingga akan membawa dampak dan bekas yang baik,
melahirkan pribadi-pribadi yang istiqamah dan iltizam (konsisten).yang pada akhirnya
akan membentuk keluarga dan komunitas masyarakat yang senantiasa berjalan di
atas manhaj dan jalan yang lurus.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Yang menjadi pangkal utama seseorang akan mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan memperoleh rahmat Allah Swt. serta selamat dari azab-Nya pada Hari
Kiamat kelak, adalah sejauh mana dia dapat menjaga dan memelihara hatinya.
Yaitu hati yang selalu condong dan mempunyai ketergantungan hanya kepada Allah
Swt. karena Dialah Allah satu-satunya Dzat yang membolak-balikkan hati setiap
hamba-Nya sesuai dengan kehendakNya. Bukan justru hati yang selalu condong
kepada hawa nafsunya dan tipu daya setan laknatullah alaihi.
Allah Swt. hanya akan melihat hati kita dan amal perbuatan kita.
Manakala hati seseorang bersih, maka akan membawa dampak kepada kebaikan
seluruh anggota tubuhnya, begitu sebaliknya jika hati seseorang rusak, maka
rusaklah seluruh anggota tubuhnya. Rasulullah Swt. dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari, 1/20.
أَلاَ، وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ
مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ.
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging.
Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh dan jika rusak, maka rusaklah
seluruh anggota tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. al-Bukhari).
Ingatlah
Firman-Nya :
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي
اْلأَرْضِ فَيَنظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ
مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَءَاثَارًا فِي اْلأَرْضِ فَمَآأَغْنَى عَنْهُم مَّاكَانُوا
يَكْسِبُون.
“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi lalu
memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Orang-orang
sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas
mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong
mereka.” (Al-Mu`min: 82).
Ayat-ayat di atas, memberikan penjelasan yang jelas kepada kita
bahwa segala sesuatu yang di usahakan dan di nikmati ternyata tidak berguna dan
tidak dapat menyelamatkan diri seseorang.
Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Oleh karenanya, keindahan bathin dan keselamatan hati merupakan
dasar dan pondasi keberuntungan di dunia dan di Hari Kiamat kelak.
Allah Swt. berfirman
يَابَنِى ءَادَمَ قَدْ
أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى
ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ ءَايَاتِ الله لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Al-A’raf: 26).
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuturkan di dalam salah satu
kitab beliau, “Hati yang sehat, yaitu hati yang selalu terjaga dari syirik,
sifat dengki, iri hati, kikir, takabur, cinta dunia dan jabatan. Ia terbebas
dari semua penyakit yang akan menjauhkannya dari Allah Swt. Ia selamat dari
setiap syubhat yang menghadangnya. Ia terhindar dari intaian syahwat yang
menentang jati dirinya, dan ia terbebas dari segala keinginan yang akan
menyesaki tujuannya. Ia akan terbebas dari segala penghambat yang akan
menghalanginya dari jalan Allah.
Keselamatan hati tidak akan terwujud, kecuali dengan terjaga dari
lima perkara, yaitu syirik yang bertentangan dengan tauhid, dari bid’ah yang
berhadapan dengan sunnah, dari syahwat yang menghambat urusannya, dari ghaflah
(kelalaian) yang menghilangkan dzikir kepada Allah Swt. dari hawa nafsu yang
akan menghalangi ikhlash.” (al-Jawab al-Kafi, 1/176).
Rasulullah Swt. bersabda :
إِنَّ الله لاَ يَنْظُرُ
إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَ كِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ،
وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِه.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasadmu, dan tidak pula
kepada bentukmu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu, kemudian menunjuk ke
dadanya dengan telunjuknya.” (HR. Muslim, no. 2564).
Di dalam sebuah hadits yang lain, Rasulullah Swt. bersabda
sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang bersumber dari Anas
bin Malik,
لَا يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ
عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ.
“Iman seseorang tidak akan lurus (benar) sebelum hatinya lurus.”
(HR. Ahmad, no. 13079).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada dasarnya hati seseorang bisa mengeras, seperti batu atau
bahkan lebih keras dari itu, sehingga ia akan jauh dari Allah Swt. jauh dari
rahmatNya, dan dari ketaatanNya. Dan sejauh-jauh hati dari Allah Swt. adalah
hati yang kasar, di mana peringatan tidak lagi bermanfaat baginya, nasihat
tidak dapat menjadikan dia lembut, perkataan tidak menjadikannya berilmu,
sehingga seseorang yang memiliki hati yang demikian di dalam dadanya, maka
hatinya tidak memberikan manfaat apa-apa baginya, dan tidak akan melahirkan
sesuatu pun, kecuali kejahatan.
Sebaliknya hati yang lembut, yang takut dan tunduk merendahkan diri
terhadap Pencipta-Nya, Allah Swt., serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya,
mengharapkan rahmat-Nya dan menjaga ketaatan-Nya, maka pemiliknya akan
mempunyai hati yang bersih, selalu menerima kebaikan.
Dengan demikian, marilah kita bersungguh-sungguh dalam menjaga hati
dan senantiasa mengawasinya, di mana dan kapan saja waktunya, karena hati
adalah satu-satunya anggota tubuh kita yang paling besar bahayanya, paling
mudah pengaruhnya, dan paling sulit mengurus dan memperbaikinya.
بَارَكَ الله ُلِي وَلَكُمْ فِى القُرْاَنِ
الْكَرِيْمِ وَ نَفَعَنِى وَ اِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ
الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله مِنِّى وَ مِنْكُمْ تلآوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT (Hati yang Istiqomah)"
Post a Comment
الإنسان محل الخطأ والنسيان
.
(Manusia tempatnya salah dan lupa)